Temui Pejabat Indonesia, Delegasi Uni Eropa Bahas Eksekusi Mati

"Kami menghormati konstitusi yang ada di Indonesia, tapi secara prinsip Uni Eropa menentang hukuman mati," ujar Ketua Delegasi Uni Eropa.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 18 Mar 2015, 18:24 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2015, 18:24 WIB
Pamit, Dubes Uni Eropa Singgung Eksekusi Mati pada JK
Skoog mengaku tidak setuju dengan pelaksanaan eksekusi mati di pemerintahan Jokowi-JK.

Liputan6.com, Jakarta - Hukuman mati benar-benar menjadi perhatian penting Uni Eropa (UE). Dalam lawatan mereka ke Indonesia hari ini, delegasi Parlemen Uni Eropa bertemu dengan petinggi di Tanah Air antara lain untuk membahas hukuman mati.

"Ada diskusi mendalam terkait hukuman mati dengan Pemerintah Indonesia," kata Ketua Delegasi Uni Eropa Werner Langen di Kantor Delegasi UE Jakarta, Rabu (18/3/2015).

"Kami menghormati konstitusi yang ada di Indonesia, tapi secara prinsip UE menentang hukuman mati," sambung dia.

Uni Eropa, kata Werner Langen, berharap Pemerintah Indonesia mengubah kebijakannya soal hukuman mati satu saat nanti. Karena hal itu dinilai akan membuat citra Indonesia lebih baik lagi di mata dunia.

"Di masa depan Indonesia akan lebih baik tanpa hukuman mati," ucap dia.

Langen menyebut lawatannya ke Indonesia telah membuat dia kagum atas jalannya demokrasi. Pria asal Jerman ini menyebut, demokrasi di Indonesia bisa jadi pantutan.

"Indonesia membuat kami terkesan dan bisa menjadi contoh soal mengenai Islam, toleransi, demokrasi bagi negara-negara lain dan negara Arab," tandas dia.

Uni Eropa merupakan salah satu pihak yang terus mendesak Pemerintah Indonesia agar menghapus kebijakan hukuman mati. Selain karena alasan kemanusiaan, diketahui sejumlah terpidana mati di Indonesia berasal dari Eropa. (Sun/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya