Kisah Inspiratif Aipda Beni Hendrik, Polisi Tanpa Kaki

Aipda Hendrik Hernawan mengalami kecelakaan dalam tugas. Namun, ia tak lantas menyerah.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 28 Apr 2015, 17:13 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2015, 17:13 WIB
Aipda Beni Hendrik, polisi inspiratif
Aipda Beni Hendrik, polisi inspiratif

Liputan6.com, Bandung - Suatu hari pada tahun 2005, Aipda Hendrik Hernawan bertugas melakukan olah perkara kecelakaan lalu lintas di Nagreg, Kabupaten Bandung.

Saat penderekan dilakukan, Aipda Hendrik berada di antara truk dan mobil yang terlibat kecelakaan. Tiba-tiba, hal tak terduga terjadi seketika.

"Saat itu saya berada ditengah-tengah antara truk dan mobil. Dari belakang truk (lain) meluncur dan menabrak bagian belakang truk dan ngepres," tutur Aipda Beni saat ditemui di Bandung, Selasa (28/4/2015).

Ia pun terluka parah. Dua kakinya hancur. Aipda Beni sempat dilarikan ke RS Cicalengka, namun karena fasilitas tidak memadai akhirnya dipindah ke RS Halmahera.

Di rumah sakit itu, Aipda Beni mengalami gejolak luar biasa. Dokter memutuskan untuk mengamputasi kaki kirinya. Jika tidak dilakukan, niscaya nyawanya terancam.

Ia shock bukan kepalang. Namun, akhirnya Aipda Beni  juga harus merelakan kaki kanannya.

"Awalnya saya shock, setelah berbicara dengan keluarga akhirnya saya memutuskan untuk mengamputasi kaki kiri. 10 hari berselang saya juga memutuskan untuk mengamputasi kaki kanan," ucapnya.

Kaki kanan Aipda Beni mengalami pembengkakan yang hebat. Bagian betis kini telah membesar melebihi bagian paha. Bukan darah yang menggumpal yang membuat kaki kanannya membengkak, akan tetapi nanah yang terkumpul dan mengakibatkan kaki kanannya membusuk.

"Saya 40 hari dirawat di rumah sakit. Habis itu saya drop mental saya jatuh, down dan membuat tidak bisa beraktifitas seperti biasa karena minder dengan kondisi saya seperti itu," jelasnya.

Keinginan untuk bangkit tidak didapat oleh Aipda Beni dengan mudah. Perlu waktu 1,5 tahun untuk bisa mandiri dan kembali melakukan aktivitas menjadi seorang polisi kembali.

"Saya memberanikan diri untuk menghadap Kapolres (AKBP Supratman, Kapolres Bandung saat itu) dan ditempatkan di Samsat Rancaekek pada 2007," tuturnya.

"Awalnya asing, apalagi dengan kondisi begini, enggak normal, takut, dan minder. Tapi dapat kesempatan dari pimpinan, saya akhirnya bisa menyesuaikan untuk bisa melayani masyarakat lagi," tambahnya.

Setelah tiga tahun berdinas di Samsat Raancaekek kini Aipda Beni bertugas di bagian Administrasi Lalulintas di Polsek Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Dan pada usianya  yang saat ini mencapai 38 tahun, Aipda Beni menjadi 'manusia baru'. Berhasil menerima kondisinya dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya