Aprillyani Sofa Marwaningtyas Perekayasa Limbah Randu

Sejak SMA, ia memang suka melakukan penelitian. Satu di antaranya adalah meneliti kulit kapuk randu.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Mei 2015, 22:47 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2015, 22:47 WIB
Aprillyani Sofa Marwaningtyaz Profil dan peraih penghargaan LIA 2015
Aprillyani Sofa Marwaningtyaz Profil dan peraih penghargaan LIA 2015

Liputan6.com, Jakarta - SCTV kembali menggelar ajang Liputan 6 Awards 2015 dalam berbagai kategori. Salah satunya adalah kategori Anak Muda Inspiratif. Dalam kategori ini, 5 nominator bersaing untuk menjadi juara.

Mereka adalah Andri Rizki Putra, Aprillyani Sofa Marwaningtyaz, Husnul Khatimah Adnan, Sedia, Syarif Muhammad Nur, serta Taufiq dan Nurul Annisa.

Ada 8 juri dalam pemilihan pemenang ajang ini. Mereka adalah Komaruddin Hidayat, Ilham Akbar Habibie, Abdee Negara, Rhenald Kasali, Erna Witoelar, Daniel Dhakidae, Harsiwi Achmad, dan Imam Sudjarwo.

Setelah melalui proses penjurian, Aprillyani Sofa Marwaningtyaz didapuk sebagai pemenang Liputan 6 Awards SCTV 2015 dalam kategori Anak Muda Inspiratif. Pengumuman pemenang berlangsung di Studio 6 Emtek, Jakarta, Rabu (20/5/2015) malam.

Aprilliyani Sofa Marwaningtyas lahir dari orangtua petani yang tinggal di Desa Kayen, Pati, Jawa Tengah. Sejak SMA, ia memang suka melakukan penelitian. Satu di antaranya adalah meneliti kulit kapuk randu.

Hobinya berlanjut saat menjadi mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Di tempat ini, ia lebih banyak menggunakan fasilitas laboratorium ketimbang belajar di kelas.

Dia merasa terpanggil untuk membantu warga di desanya yang mayoritas menanam cabai. Banyak di antara petani cabai yang kesulitan menghadapi gangguan jamur yang menyerang tanamannya.

April mencoba menggali riset dari berbagai sumber termasuk internet untuk mencari penangkal jamur tanaman cabai. Dari penelitiannya, dia menemukan kulit buah randu bisa digunakan sebagai bahan pembasmi jamur.

Ide itu pun dikembangkan. Setelah 3 bulan meneliti dan mencoba, dia akhirnya mendapat formula yang tepat. Dengan bahan sederhana dan mudah didapat, April mengambil abu kulit kapuk yang dilembutkan lalu disemprotkan ke tanaman cabai yang terserang jamur dan hama ulat.

Hasilnya efektif. Jamur hilang. Tanaman menjadi lebih subur sehingga panen berhasil. Abu kulit kapuk randu bisa diolah menjadi bio-fungisida yang berguna untuk tanaman.

Bio fungisida dari abu limbah kapuk ini bisa membantu petani. Selain menekan biaya, harga produk bio fungisida ini hanya seperempat dari harga produk sejenis dan juga ramah lingkungan.

Tidak itu saja, karya April juga diikutkan lomba sains di Brasil dan mendapat penghargaan sebagai proyek terbaik. (Ali/Ado)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya