Liputan6.com, Jakarta - Hotel Amaris di Tebet, Jakarta Selatan, terbakar pada pagi tadi. Kebakaran diduga berasal dari kamar hotel bernomor 610. Kamar tersebut hangus dan mengalami kerusakan parah.
"Kejadian kebakaran sekitar pukul 08.00 WIB. Sebuah kamar nomor 610 hotel terlihat asap hitam. Kamar hangus terbakar," ujar Kanit Reskrim Mapolsek Tebet Iptu Muridan di Jakarta Selatan, Senin (1/6/2015).
Muridan menuturkan, penghuni sebelah kamar 610 melihat kobaran api saat keluar kamar. Kobaran api tidak dapat terelakkan dan menghanguskan seisi kamar tersebut.
"Pas penghuni tetangga kamar 610 keluar kamar melihat sudah ada api. Tapi sudah ada ember yang sudah berisi air kemudian coba dipadamkan. Tapi, api semakin membesar. Untungnya tidak merembet ke kamar lain," kata dia.
Para pengunjung dan penghuni hotel panik akibat kebakaran. Dalam waktu 1 jam, api sudah dapat dijinakkan 14 mobil pemadam kebakaran. Jalan Prof Dr Soepomo, di depan hotel, sempat dilanda kemacetan. (Mvi/Yus)
Kebakaran di Hotel Amaris Tebet Hanguskan Kamar 610
Dalam waktu 1 jam, api sudah dapat dijinakkan.
diperbarui 01 Jun 2015, 12:30 WIBDiterbitkan 01 Jun 2015, 12:30 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ridwan Kamil Dinilai Mampu Jadikan Jakarta menjadi Kota Toleran
Siapkan Tokenisasi Emas, Pegadaian Koordinasi dengan OJK
Tutup Kampanye Pilkada Banten, Airin-Ade Gelar Istigasah dan Doa Bersama
Alasan Produk Susu hingga Daging Diletakkan di Bagian Paling Belakang Supermarket
Hapus Subsidi BBM, Jakarta Diusulkan Jadi Tempat Percontohan
RIDO dan Tantangan Jakarta, Menjawab Kritik atas Program Inovatif
Cawagub Suswono: Ridwan Kamil Berpengalaman, Insyallah Akan Cepat Memajukan Jakarta
Pemprov Jabar Pecahkan Rekor MURI Pemakaian Sarung Tenun Terbanyak di Indonesia
Bagaimana jika Terlanjur Terima Amplop dari Calon Bupati? Ini Solusi Tegas Buya Yahya
Gunung Dempo di Sumatra Selatan Erupsi, Dilarang Mendekat Radius 1 KM dari Kawah
Video Fans Project FM Kim Seon Ho Berujung Donasi Rp25 Juta untuk Anak-Anak di Rumah Singgah
Industri Katup Lokal Keluhkan Inkonsistensi Penerapan Kebijakan Perdagangan Nasional