Liputan6.com, Jakarta - Pemkab Lanny Jaya, Papua, menetapkan status bencana darurat embun beku di 3 distrik. Ketiga distrik itu adalah Kuyawage, Wanua Barat dan Goa Baliem, yang dilanda hujan salju.
Warga setempat biasa menyebut peristiwa tersebut dengan istilah embun beku.
Hujan salju ekstrem turun di ketiga wilayah ini pada 3-5 Juli 2015. Ketiga distrik tersebut terdiri dari 26 kampung yang dihuni sekitar 20 ribu jiwa. Bencana tersebut menyebabkan 11 orang meninggal dunia.
Bupati Lanny Jaya, Befa Jigibalom, mengatakan embun beku merupakan siklus 5 tahunan. Namun, siklus yang terjadi tahun ini merupakan siklus 9 tahunan.
Siklus ini merupakan yang teraneh di dunia. Sebab, saat embun beku menyelimuti daerah itu, air embun berubah menjadi minyak pada siang hari. Hal tersebut lah yang menyebabkan hasil kebun dan tanaman lainnya mati.
Akibat dari bencana embun ini, masyarakat setempat dipastikan tidak memiliki persediaan makanan selama satu tahun ke depan. Karena lahan pertanian mereka rusak.
"Saat ini, di wilayah pegunungan tengah Papua sudah terjadi kemarau yang telah berlangsung sekitar satu bulan lebih. Saya mengundang semua peneliti melakukan kajian ilmiah terhadap bencana embun beku yang terjadi di Lanny Jaya," jelas Befa, Kamis (16/7/2015).
Baca Juga
"Di saat musim embun beku ini tiba, air yang biasa dikonsumsi juga berubah menjadi seperti minyak dan tak bisa lagi dikonsumsi. Apalagi bencana ini hanya tejadi di 3 distrik tersebut."
Advertisement
"Akibat dari bencana ini, 11 orang dinyatakan meninggal dunia, 5 di antaranya adalah anak-anak yang kedinginan dan kelaparan," tambah dia.
Oleh karena itu, pemerintah setempat menaikkan status bencana biasa menjadi bencana darurat.
Sejauh ini, Pemkab Lanny Jaya telah menyediakan 154 ton beras untuk mencegah kelaparan di daerah tersebut. Namun, pemerintah setempat masih membutuhkan bantuan tambahan untuk mengatasi masalah ini.
"Makanan, obat-obatan dan tim medis terus kami geser ke lokasi kejadian. Sehari sebelumnya kami telah mendroping 5 ton beras, obat-obatan dan tim medis ke Distrik Kuyawage, lalu dari distrik itu baru disalurkan ke sejumlah kampung yang dilanda kelaparan," jelas Befa.
Sebelumnya, hujan salju atau embun beku melanda 3 distrik pada 3-5 Juli. Kematian warga dilaporkan kepada pemerintah setempat pada 14 Juni lalu. Akibat embun beku, banyak warga yang menderita diare, kelaparan dan kedinginan. Suhu di daerah itu pun bisa mencapai 0 hingga minus 2 derajat Celsius. Hujan salju terakhir kalinya di Lanny Jaya terjadi pada 1989.
Kabupaten Lanny Jaya adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya sejak 2008. Kabupaten itu memiliki luas 2.248 km2 dan berpenduduk lebih dari 182 ribu jiwa berdasarkan sensus penduduk 2014. (Bob/Tnt)