BMKG Pantau 10 Titik Api di Sumbar

Curah hujan di daerah ini relatif rendah sehingga potensi kebakaran lahan dan hutan tinggi.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Jul 2015, 07:24 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2015, 07:24 WIB
Kebakaran-Hutan-Riau
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Padang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang memantau sekitar 10 titik panas (hotspot) di Sumatera Barat hingga Senin. Terlebih, curah hujan di wilayah ini relatif rendah.

"Titik panas itu tersebar di kabupaten dan kota di Sumbar, masing-masing lima titik di Kabupaten Dharmasraya, tiga titik di Kabupaten Limapuluh Kota, dan dua titik di daerah Sijunjung," kata Kasi Observasi dan Informasi BMKG Padang, Budi Iman Samiaji di Padang, Senin (27/7/2015).

Menurut dia, saat ini curah hujan di daerah Sumbar relatif rendah dengan kelembapan mencapai 80 persen sehingga banyak lahan yang mengalami kekeringan.

"Lahan kering ini rentan kebakaran jika tidak hati-hati. Apalagi jika perilaku pembakaran lahan masih dilakukan oleh masyarakat," kata Budi.

BMKG memprediksi curah hujan rendah di Sumbar masih akan berlangsung hingga pertengahan Agustus.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap ada 308 titik panas di wilayah Sumatera dari pantauan satelit Modis dan (Terra-Aqua) pada Minggu 26 Juli 2015.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan ratusan titik panas ini tersebar di Riau 122 titik, Sumatera Selatan 59 titik, Jambi 58 titik, Bengkulu 10 titik, Sumbar 19 titik, Sumut 25 titik, Bangka Belitung sembilan titik, Kepulauan Riau satu titik dan lima titik di Lampung.

Karena itu, dia meminta kepala daerah dan aparat untuk aktif turun ke lapangan melakukan pencegahan di daerahnya masing-masing. Sebab, pencegahan lebih efektif dari pemadaman.

Dia juga mengingatkan adanya ancaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera menyusul meningkatnya jumlah titik panas akibat adanya penguatan aktivitas badai El Nino.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi badai El Nino akan melanda Indonesia hingga November 2015 ini. Akibatnya, awal musim hujan di beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kemunduran. (Ant/Bob/Ali)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya