Kapolda Metro Gandeng Ahok Tangani Tawuran di Johar Baru

Polda Metro Jaya mengklaim aksi kriminal selama Ramadan dan Lebaran 2015 relatif menurun.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 27 Jul 2015, 18:11 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2015, 18:11 WIB
20150721-kondisi-Ibukota-pasca-lebaran-Jakarta-Tito-Karavian1
Kapolda Metro Jaya Irjen. Pol Tito Karnavian tiba untuk menghadiri acara silahturahmi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (21/7/2015). Pertemuan membahas kondisi terkini Ibukota pasca lebaran dan melakukan halal bihalal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya mengklaim aksi kriminal selama Ramadan dan Lebaran 2015 relatif menurun. Namun setelah musim Lebaran usai, tawuran kembali ‎meletus di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Minggu 26 Juli malam.

Diduga bentrokan tersebut buntut dari pertikaian 2 kelompok ‎warga yang berakar dari insiden tahun sebelumnya.

‎Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian langsung mengambil langkah terkait aksi tawuran itu. Kasus ini juga tengah menjadi perhatian serius pihak kepolisian dan pemerintah daerah.

"Sudah saya perintahkan untuk betul-betul diamankan. Ini (tawuran) menjadi atensi kita sekarang," ujar Tito saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (27/7/2015).

Tito mengaku, dirinya telah berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait tawuran di Johar Baru. Polda Metro Jaya dan Pemprov DKI juga tengah menyusun konsep untuk mengantisipasi aksi tawuran di Ibukota.

"Saya juga sudah bicarakan dengan Pak Gubernur untuk menyusun konsep penanggulangan penanganan tawuran ini. Karena ini telah menjadi bagian dari konflik masyarakat," terang dia.

Rencananya, Rabu 29 Juli nanti Ahok akan datang ke Mapolda Metro Jaya membahas soal bagaimana mengatur keamanan dan ketertiban masyarakat di Jakarta.‎ Kasus tawuran juga akan menjadi topik utama yang akan dibahas.

"Nanti Rabu beliau akan datang ke sini. Saya sengaja mengundang Pak Gubernur untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan Pemda dalam rangka membangun Jakarta," tutur Tito.

"Dan apa harapan beliau terkait kontribusi dari kepolisian kususnya Polda Metro Jaya dan jajarannya. Nah ini nanti termasuk masalah tawuran pun akan jadi pembahasan," imbuh dia.‎

Hingga saat ini, ‎polisi belum bisa memastikan adanya korban dan kerugian yang dialami warga akibat peristiwa tersebut. "Saya belum mendengar. Saya dengar ada yang terluka tapi tidak ada yang meninggal.‎"

Akar Masalah

Mantan Kapolda Papua ini menilai penanganan akar masalah tawuran di kawasan Johar Baru belum maksimal. Keberadaan pos pengamanan di kawasan itu tanpa adanya upaya menyatukan 2 kelompok yang kerap bertikai dianggap sebagai solusi yang belum optimal.

‎"Akar masalahnya saya lihat belum maksimal. Pospam ada, tapi yang perlu dilakukan adalah langkah-langkah pencegahan dengan membaurkan 2 kelompok ini. Karna itu perlu kegiatan-kegiatan sosial bersama atau olahraga bersama mungkin," kata Tito.

‎Ia menuturkan, akar masalah yang menjadi penyebab tawuran di Jakarta sangat kompleks. Namun, kata dia, tawuran kerap terjadi di kawasan padat penduduk di mana lingkungannya cenderung kumuh.

‎Tito mengibaratkan kawasan tersebut sebagai slum area --daerah yang sifatnya kumuh tidak beraturan yang terdapat di kota-kota besar--. Kawasan seperti itu biasanya rentan terhadap konflik. Apalagi taraf ekonomi masyarakatnya yang menengah ke bawah, sementara biaya hidup di kota yang sangat tinggi.

‎"Ini daerah slum area kalau kita sebut di kota-kota besar. Pernah dengar filmnya slumdog millioner nggak yang India itu? Itukan daerah slum. Jakarta ini juga ada banyak slum area," ujar Tito.

"Konflik ini terjadi umumnya di slum area. Jadi masalah-masalah sosial banyak sekali muncul di situ. Makin banyak orang, makin banyak interaksi sosial, makin banyak juga potensi konflik karena perbedaan kepentingan," terang dia.

Tito berharap, kerjasamanya dengan Pemprov DKI mengatasi persoalan sosial di Ibukota berhasil. Sehingga daerah-daerah yang diidentifikasi sebagai slum area bisa segera diperbaiki.

"Nah ini kita harapkan mudah-mudahan daerah slum ini bisa direnovasi, diubah wajahnya oleh Pemprov. Dibangun pemukiman vertikal mungkin, sehingga kehidupannya lebih tertib karena tingkat stresnya lebih tinggi di situ," pungkas Tito. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya