Ahok: Indonesia Lebih Demokratis dari Amerika Serikat

"Di ulang tahun ke-70, kita harus tentukan nasib bangsa. Mau maju luar biasa atau bubaran. Kalau mau maju, dasar negara jelas," tutu Ahok.

oleh Audrey Santoso diperbarui 16 Agu 2015, 21:21 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2015, 21:21 WIB
ahok-dajrot
Ahok-Djarot melepas Napak Tilas Proklamasi dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Minggu (16/8/2015). (Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Republik Indonesia, pemerintah harus tegas menentukan arah dan tujuan negara ini. Maju dengan tindakan signifikan atau dibubarkan perlahan.

Ahok menjelaskan, dari sudut demokrasi, Indonesia telah menerapkannya dengan baik. Namun dari sudut sosial, Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mensejahterakan warganya.

"Di ulang tahun ke-70, kita harus tentukan nasib bangsa. Mau maju luar biasa atau bubaran. Kalau mau maju, dasar negara jelas (demokrasi)," ujar Ahok di Museum Djoang, Jakarta Pusat, Minggu (16/8/2015).

Ahok menceritakan pengalamannya 5 tahun silam. Kala itu suami Veronica Tan ini diundang ke sebuah acara senator di Amerika Serikat. Ahok menuturkan ada argumentasi dari salah satu senator yang mendeskriditkan kehidupan berdemokrasi di Indonesia.

Lalu Ahok menanggapinya dengan mengatakan justru Amerika-lah yang harus belajar nilai-nilai demokrasi dari Indonesia.

"Dulu saya diundang ke Amerika tahun 2008 saat Presiden (Barrack) Obama konvensi, 3 minggu di sana dan bertemu dengan seorang senator. Dia bilang jika berbicara demokrasi, Indonesia harus belajar dari Amerika," kata Ahok.

Indonesia, lanjut Ahok, telah menjadi negara yang demokratis. Contohnya, sebagai penganut agama Nasrani, yang notabene agama minoritas dapat terpilih menjadi Bupati di Belitung Timur yang mayoritas beragama Islam. Kedua, Indonesia mengakui kepemimpinan seorang perempuan yaitu di era pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Sehingga diskriminasi gender tidak ada di Indonesia.

"Saya tanya kira-kira kalau Obama agamanya muslim, dia tetap pilih Obama jadi presiden tidak? Lalu saya ceritakan saya ini terpilih jadi bupati di daerah yang 93% penduduknya beragama Muslim," tandas Ahok.

"Bhineka Tunggal Ika itu harga mati. Bisa buat kita satu hari lebih unggul dari mereka (Amerika). Sampai sekarang saja (Amerika) nggak punya Presiden perempuan, jadi siapa lebih demokratis?" imbuh Ahok. (Ron/Ado)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya