Liputan6.com, Jakarta - Indonesia benar-benar jadi sasaran empuk penjahat internasional untuk meraup uang haram. Setelah bandar narkoba luar negeri menjadikan Indonesia pasar narkotika, kini mafia kulit kuning masuk dan menjadikan wilayah RI basis kegiatan kriminalnya. Terakhir, polisi mengungkap kasus hacker luar negeri yang menerobos database nasabah bank di seluruh Indonesia dan menggandakan kartu ATM milik nasabah untuk dikuras uangnya.
Polisi hingga kini masih menyelidiki pemilik 3 website yang diduga melakukan penggandaan kartu ATM atau skimming dari luar negeri, dan menjual hasil kejahatannya di Indonesia. Modusnya adalah dengan menerobos database rekening bank nasabah se-nusantara, membuat replika kartu ATM yang terkoneksi dengan nomor-nomor rekening tersebut, dan menjual ATM palsu itu ke tangan pelaku kejahatan.
"Kita sedang melakukan penyelidikan dan identifikasi. Keberadaan orang yang punya data ini ada di luar negeri. 5 Tersangka yang kita tangkap mengaku komunikasinya dengan penjual kartu ATM skimming dengan Bahasa Inggris," kata Kasubdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum AKBP Didik Sugiarto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu 23 Agustus 2015.
Pertanyaan polisi yang masih belum terpecahkan saat ini adalah bagaimana cara hacker membobol sedemikian banyak database seluruh bank. Didik pun berkomitmen mengembangkan kasus ini dengan menggandeng internal bank, khususnya bank swasta yang menjadi sasaran kelompok hacker luar negeri ini.
"Bagaimana ketiga web ini bisa membobol, kita masih investigasi lebih lanjut. Kita bekerjasama dengan pihak bank terkait hal ini," ujar Didik.
Polisi sebelumnya menangkap 5 pria yang terbukti menggasak uang 13 nasabah Bank Central Asia (BCA) berinisial W (32), E (41), A (34), MF (32) dan S (31). Mereka menggasak uang dengan menggunakan ATM palsuatau ATM skimming. Dua dari lima tersangka yaitu W dan E merupakan mantan penghuni salah satu lapas di Jakarta. Diketahui, E membeli 27 ATM skimming dari dalam penjara.
Kejahatan mereka terungkap setelah BCA melakukan investigasi internal pada Februari 2015 lalu, dan melaporkan rekening 13 nasabahnya dibobol hingga merugi Rp 400 juta pada 13 Juli 2015. Dari hasil investigasi itu, diketahui ada pihak yang melakukan transaksi baik penarika via mesin ATM, pembelian barang dengan debet, dan penukaran Valuta Asing (Valas). (Sun/Rmn)
Setelah Narkoba dan Yakuza, Hacker Bank Bergerilya di Wilayah RI
Polisi hingga kini masih menyelidiki pemilik 3 website yang diduga melakukan penggandaan kartu ATM atau skimming dari luar negeri.
diperbarui 24 Agu 2015, 06:43 WIBDiterbitkan 24 Agu 2015, 06:43 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Liga IndonesiaMakin Berprestasi, Timnas Indonesia Dapat Sponsor ke-25
10
Berita Terbaru
Tips Agar Sepatu Tidak Bau: Panduan Lengkap Mengatasi Masalah Aroma Tak Sedap
Tampil Nyentrik di GJAW 2024, Chery J6 Batik Bakal Dilelang
Dukung Keberlanjutan Lingkungan, CRI Gelar Program Tukar Sampah Jadi Susu
4 Kali Beraksi, Dua Pelaku Curanmor di Depok Dibekuk Polisi
Adam Wharton Jadi Incaran Terbaru Manchester City Untuk Bursa Transfer Januari 2025
PANDI akan Luncurkan Domain dengan Aksara Bali
999 Nama Brand Aesthetic, Panduan Lengkap Memilih Nama Bisnis yang Mengesankan
Profil Paslon Pilgub Kalimantan Tengah 2024, Berikut Partai Pengusungnya
Saat Stres Melanda, Ini 5 Langkah untuk Mengelolanya
Shell Komitmen Lanjut Jual BBM di Indonesia, Konsumen Punya Banyak Pilihan
6 Hoaks Sepekan, dari Bantuan sampai Kesehatan
Aktor Taiwan Derek Chang Kenang Momen Mendonorkan Hati untuk Ayahnya saat Masih Usia 21, Jadi Titik Balik Keakraban Mereka