Panglima TNI Berencana Beli Pesawat Water Tractor

Pesawat ini untuk memadamkan api di kebakaran hutan dan lahan yang kerap melanda Sumatera dan Kalimantan.

oleh Audrey Santoso diperbarui 10 Sep 2015, 12:08 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2015, 12:08 WIB
20150904-Kebakaran-Hutan-Riau
Petugas pemadam kebakaran berusaha mematikan sisa titik api yang masih menyala di cagar alam biosfer Giam Siak Kecil di Riau (3/9/2015). Kebakaran hutan dan lahan di Riau dipastikan masih akan berlangsung lama. (AFP PHOTO/ALFACHROZIE)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berencana melengkapi TNI dengan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang mampu dioperasikan untuk penanggulangan bencana kebakaran. Alutsista itu berupa pesawat yang dimodifikasi sedemikian rupa menjadi water tractor yang dapat mengambil air dari sumbernya dan dapat dimuntahkan ke daerah kebakaran.

"Kami sudah rencanakan pesawat yang bisa dijadikan water tractor, sehingga bisa ambil air dan dimuntahkan ke daerah kebakaran," jelas Gatot di Skuadron 2 Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (10/9/2015).

Menanggapi maraknya aksi pembakaran lahan dan hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan, Gatot menegaskan setiap warga yang mengetahui adanya aksi perusakan lingkungan ini berhak menangkap pelakunya.

Jadi tidak harus menunggu kehadiran aparat penegak hukum untuk bertindak. Selanjutnya, para perusak lingkungan itu wajib diserahkan ke aparat terdekat untuk menjalani proses hukum.

"Masyarakat pun bisa menangkap pelaku pembakaran karena itu perbuatan melawan hukum. Malah kalau (masyarakat) membiarkan dengan tidak menangkap, itu bisa dikatakan melanggar hukum," tegas Gatot.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melepas 1.150 personel TNI dari Angkatan Darat (Kostrad), Angkatan Laut (Marinir), Angkatan Udara (Paskhas) untuk tugas pemadaman kebakaran lahan dan hutan di 2 wilayah Sumatera Selatan, yakni Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin.

Operasi Penanggulangan Kebakaran ini dipimpin oleh Komandan Satgas Letkol Marinir Totok Nurcahyanto.

Dia mewajibkan setiap prajurit untuk menyisir titik-titik rawan kebakaran serta melakukan koordinasi dengan instansi-instansi pemerintah terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan kepolisian setempat.

Nantinya, ujar Gatot, masing-masing prajurit dibekali mesin pompa air portable dan selang sepanjang 60 meter untuk mempercepat upaya pemadaman api. Teknis operasi penanggulangan kebakaran ini adalah prajurit bersiaga di posko dan mendapat laporan dari BMKG mengenai cuaca. Lalu dengan helikopter melakukan pemantauan udara dan mencari titik-titik api. (Bob/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya