Saat Turun dari Lawu, Tragedi 'Menghampiri' Keluarga Sumarwan

Sumarwan beserta 1 anak dan seorang keponakannya termasuk 7 korban tewas yang terjebak kebakaran hutan di Gunung Lawu.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Okt 2015, 01:46 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2015, 01:46 WIB
20151019-Tragedi Gunung Lawu
Sumarwan beserta 1 anak dan seorang keponakannya termasuk 7 korban tewas yang terjebak kebakaran hutan di Gunung Lawu. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Magetan - Suasana duka menyelimuti rumah Sumarwan, warga Kelurahan Beran, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Sumarwan adalah pendaki yang tewas akibat kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, jalur pendakian Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Istri Sumarwan, Sumiyatun, berulang kali pingsan dan histeris. Ia tak kuasa menahan sedih.

Bagaimana tidak? Sumiyatun kehilangan 3 anggota keluarganya dalam kejadian tragis itu, yakni Sumarwan (suami), Nanang Setya Utama (anak), dan Rita Septi Hurika (keponakan). Nanang meninggal dunia meski sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Sayidiman, Magetan.

Bahkan anak perempuannya, Novi Dwi Istiwati, sedang kritis akibat luka bakar yang mencapai lebih dari 50% akibat peristiwa tersebut.

Novi saat ini dirujuk ke RSUD dr Moewardi, Solo, Jawa Tengah, untuk mendapatkan perawatan yang lebih lengkap. Selain itu, Eko Nurhadi yang juga keponakan Sumarwan, sedang kritis akibat luka bakar lebih dari 50% dan dirujuk ke RSUD dr Soetomo, Surabaya.

Tim SAR gabungan saat berupaya menurunkan korban terakhir tragedi Gunung Lawu. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige).

Penuhi Keinginan Anak

Tetangga korban, Didik Hariyadi, mengatakan Sumarwan dikenal sebagai sosok yang baik. Ia sangat sayang kepada anak-anaknya hingga tak mampu menolak keinginan anaknya untuk naik Gunung Lawu, meski tahu kondisinya sedang ada kebakaran hutan.

"Anaknya yang perempuan yang memaksa naik. Awalnya, Pak Marwan tidak ingin ikut, bahkan istrinya juga melarang semua keluarganya naik Gunung Lawu," ucap Didik di Magetan, Senin (19/10/2015).

Namun imbuh Didik, keinginan sang anak kuat sehingga mereka tetap berangkat pada Sabtu 17 Oktober lalu. Rombongan itu terdiri dari Sumarwan, Nanang Setya Utama anak lelakinya, Novi Dwi Istiwati anak perempuannya, Rita Septi Hurika keponakannya, serta Awang Feri Frandika yang merupakan kekasih dari Rita.

Malam Satu Suro

Alasan mendaki Gunung Lawu oleh rombongan keluarga tersebut adalah untuk melihat suasana Gunung lawu yang banyak dikunjungi pendaki saat awal bulan Muharam atau 1 Suro.

Biasanya, saat bulan Suro, warga dari berbagai daerah di Tanah Air mempunyai niat mendaki Gunung Lawu untuk melakukan ritual, semedi ataupun sekadar ingin melihat dan merasakan sensasi menaklukkan puncak Lawu.

Rombongan keluarga ini akhirnya berangkat mendaki Gunung Lawu dari jalur Jogorogo Ngawi. Setelah mencapai puncak pada malam Minggu lalu, rombongan ini turun melalui jalur pendakian Cemoro Sewu Magetan.

Tagar #TragediLawu menjadi tempat curahan hati para sahabat korban kebakaran Gunung Lawu.

Tanpa diduga, saat perjalanan turun dari puncak Lawu, tepatnya di lokasi antara pos 3 dan 4, rombongan satu keluarga itu diduga terjebak api dan bahkan api yang membesar ada yang meletik ke tas ataupun baju hingga membakar tubuh mereka.

Hingga Senin sore tadi, pihak keluarga masih menunggu pemulangan jenazah oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polres Magetan. Sejumlah persiapan sudah dilakukan untuk menyambut pemulangan jenazah bapak dan anak tersebut.

"Keluarga ingin agar jenazah korban segera dipulangkan untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum desa," beber kerabat korban, Hetik Mardianti.

Seluruh keluarga merasa terpukul atas kejadian tersebut. Keluarga besar tidak menyangka bahwa Sumarwan, anak, dan keponakannya meninggal secara mengenaskan dengan kondisi hangus terbakar hidup-hidup.

Diperingatkan Pendaki Lain

"Berdasarkan infomasi dari sejumlah pendaki yang berhasil selamat, rombongan satu keluarga tersebut sempat diperingatkan sesama pendaki untuk tidak turun melalui jalur Cemoro Sewu karena ada kebakaran. Namun, korban nekat," tutur Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan Agung Lewis.

Tak lama berselang, para pendaki yang berhasil lolos dari maut mendengar teriakan orang meminta tolong. Diduga, rombongan Sumarwan yang nekat turun terjebak api kebakaran hutan.

Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek, Supriono, di posko induk Operasi SAR musibah pendaki Gunung Lawu, Cemoro Sewu, Magetan, mengatakan, tim SAR mendapat laporan bahwa Minggu siang 18 Oktober lalu terdapat 9 pendaki menjadi korban kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, tepatnya di antara pos 3 dan 4 jalur pendakian Cemoro Sewu.

Dari jumlah tersebut, menurut Supriono, sebanyak 7 korban diketahui tewas dan 2 kritis. Petugas juga telah berhasil mengidentifikasi 6 dari 7 korban tewas.

Puluhan Pendaki Selamat

Selain mengevakuasi korban, tim SAR gabungan juga berhasil menyelamatkan puluhan pendaki yang terjebak kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, jalur pendakian Cemoro Sewu.

Tim SAR mengevakuasi korban kebakaran Gunung Lawu (Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com)

"Mereka ditemukan selamat karena tidak menerobos area kebakaran hutan. Para pendaki lalu dibimbing turun melalui jalur pendakian Cemoro Kandang, wilayah Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, untuk keselamatan. Sebab, jika lewat Cemoro Sewu sangat berbahaya," tandas Supriono. (Ant/Ans/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya