Selama Kebakaran Melanda Sumatera, Banten Terdampak Asap

Selama hutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan masih terbakar, udara di Provinsi Banten juga akan tetap tercemar.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 28 Okt 2015, 08:53 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2015, 08:53 WIB
20151026-Kabut Asap Mulai Masuki Bandara Soekarno-Hatta
Suasana Bandara Soetta yang tertutup kabut asap, Tangerang, Banten, Selasa (27/10/2015). Aktivitas masih norrmal meskipun asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Sumatera dan Kalimantan mulai masuk ke Jakarta. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Serang - Kabut asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan belum usai. Dan selama hutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan masih terbakar, maka udara di Provinsi Banten juga akan tetap tercemar.

"Bila di atas (asap di langit) memang menuju ke sini (Banten), itu asap bisa terus berlangsung, yakni selama di Sumatera belum bisa dipadamkan," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Serang Tri Tjahjo di Serang, Banten, Rabu (28/10/2015).

Dia berharap api yang menghanguskan puluhan ribu hektare hutan di Sumatera dan Kalimantan dapat segera dipadamkan. Sebab jika terus berlangsung, maka kualitas udara akan semakin memburuk.

"Walaupun kebakaran di lahan gambut masih membara, mudah-mudahan masih bisa padamkan," tutur dia.

Tri berharap hujan segera turun, sehingga, masyarakat di Kalimantan dan Sumatera bisa segera terlepas dari belenggu kabut asap.

"Tapi bila sudah terjadi hujan mudah-mudahan pembakaran sudah selesai," ujar dia.

Langit Provinsi Banten kini tengah diselimuti asap kiriman dari Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bahkan, pelayaran di Selat Sunda pun terancam ditutup jika kabut asap semakin tebal karena dinilai mengganggu jarak pandang.

Asap yang memasuki Provinsi Banten diduga berasal dari terbakarnya Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Lebih dari 5.000 hektare lahan di TNWK terbakar dalam rentang waktu Mei-Oktober 2015. (Ndy/Mvi)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya