Fadli Zon Temui Dubes Robert Blake Bahas Kunjungan Jokowi ke AS

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menerima kunjungan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Robert Blake di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen.

oleh Gerardus Septian Kalis diperbarui 04 Nov 2015, 15:18 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2015, 15:18 WIB
Fadli Zon
Fadli Zon (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menerima kunjungan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Robert Blake di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (4/11/2015). Dalam pertemuan tertutup itu, pihaknya hanya berbincang-bincang ringan mengenai hasil kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat.

"Mengobrol-obrol saja hasil pertemuan di Amerika, menyampaikan tentang pertemuan-pertemuan presiden (Jokowi) dengan Presiden Obama dan wakilnya Joe Biden, maupun dengan pebisnis yang menurut Blake sangat prospektif," ujar dia.

Selain itu, Fadli mengungkap, pada pertemuan itu disinggung juga rencana Indonesia untuk gabung di dalam forum Trans Pasific Partnership (TPP).

"Duta besar (Robert Blake) tahu saya juga yang menentang TPP dan kita berdiskusi tentang itu. Di Amerika sendiri TPP menjadi perdebatan cukup alot, yang kami sayangkan presiden ngomong TPP, tidak ada diskusinya tiba-tiba ngomong," tutur Fadli.

Ia menegaskan, hakekat politik luar negeri Indonesia adalah kepentingan politik nasional. Sehingga keinginan Presiden untuk bergabung di TPP perlu dikaji kembali apakah TPP menguntungkan kepentingan nasional atau tidak.

"Kita tidak ingin Indonesia itu menjadi hanya sekedar pasar, sekarang ini berkonsentrasi saja dulu menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean(MEA), itu (MEA) saja kita masih kerja keras," ujar dia.

"Karena dalam kompetisi seperti itu, yang kuat yang mendapatkan keuntungan yang lemah akan tersisih, kita tidak ingin Indonesia ini dengan 250 juta penduduknya hanya menjadi pasar bagi negara-negara lain," tutup Fadli.

Dia menambahkan, pada kesempatan itu pihaknya juga membicarakan masalah politik Amerika, di antaranya pengunduran diri ketua DPR Amerika dan kompetisi antara Partai Republik dan Partai Demokrat. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya