Ketua MPR: Syafruddin Prawiranegara Harusnya Jadi Presiden Ke-2

Syafruddin Prawiranegara memiliki peranan penting pada masa perjuangan.

oleh Muslim AR diperbarui 10 Nov 2015, 14:22 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2015, 14:22 WIB
20150902-Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan-Jakarta
Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/9/2015). PAN menyatakan resmi bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Padang - Ketua MPR Zulkifli Hasan yang menjadi inspektur upacara peringatan Hari Pahlawan di Sumatera Barat (Sumbar) mengatakan bahwa Sumbar adalah gudangnya para pahlawan. Selain itu, masyarakatnya memiliki rasa bela negara yang tinggi.

"Di tanah ini banyak lahir pahlawan dan tokoh-tokoh yang berjasa. Mereka memiliki jiwa patriotisme yang tinggi," ujar Zulkifli di Padang, Sumbar, Selasa (10/11/2015).

Zulkifli mengisahkan bahwa PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) menjadi sejarah yang penting dan tidak bisa dilupakan begitu saja.

Menurut Ketua Umum PAN ini, tokoh PDRI Syafruddin Prawiranegara seharusnya diangkat menjadi presiden kedua Republik Indonesia setelah Sukarno. Hal itu dikatakannya usai peringatan Hari Pahlawan di kantor Gubernur Sumatera Barat.

"Saya setuju dan sependapat dengan diangkatnya Bapak Mr Syafruddin Prawiranegara menjadi presiden ke-2 setelah Sukarno. Sebab, beliau inilah yang menjalankan mandat dari Presiden Sukarno untuk mendirikan pemerintahan darurat RI," kata Zulkifl.

Syafruddin Prawiranegara memiliki peranan penting dalam masa perjuangan. Sederet jabatan penting pernah diembannya, seperti Ketua PDRI, Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan, Menteri Kemakmuran dan Wakil Perdana Menteri.

Bahkan ketika negara dalam kondisi genting pada 1948 karena para pemimpinnya, termasuk Sukarno dan Muhamad Hatta, ditangkap dan diasingkan ke Bangka, Syafruddin diberi mandat oleh Presiden Sukarno untuk membentuk pemerintahan darurat.

Pada 19 Desember 1948, Syafruddin yang waktu itu menjabat Menteri Kemakmuran pun melaksanakan mandat itu. Ia membentuk PDRI sekaligus menjadi ketuanya.

Syafruddin tidak menamakan dirinya presiden dan duduk memerintah dari balik meja di dalam ruangan. Ia justru terlibat revolusi fisik secara langsung dan bergerilya ke pedalaman dan hutan belantara di wilayah Sumbar. (Dms/Mut)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya