Air Tercemar, Pengelola Pantai Indah Kapuk Suplai Air Bersih

Meski pengelola PIK sudah mengambil tindakan dengan menyuplai air bersih, pengelola restoran tetap enggan menggunakan air tersebut.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 12 Nov 2015, 02:53 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2015, 02:53 WIB
Penjual mengisi air bersih di depot pengisian air Muara Baru, Jakarta. Warga terpaksa membeli air bersih karena air tanah di daerah penjaringan tidak layak konsumsi. (ANTARA)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah restoran di Pantai Indah Kapuk (PIK) belakangan ini mengeluhkan air konsumsi yang disalurkan dari pihak pengembang sudah tercemar. Indikasi pencemaran yang mereka keluhkan antara lain berwarna dan beraroma tidak sedap.

Saat Liputan6.com meninjau lokasi restoran di PIK, banyak dari pengelola restoran yang saat ini memilih untuk tidak menggunakan air dari pengelola PIK. Bahkan beberapa saat lalu, pengelola restoran mengaku, air sempat mengeluarkan aroma atau bau tidak sedap seperti bau selokan.

"Kalau dari air PAM-nya sih bau got ya, Mas. Air PAM-nya itu juga dikelola sama pengembang PIK. Makanya kita nggak pakai air itu lagi," ujar Wiwin, manajer salah satu restoran di Rukan Crown Golf, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu 11 November 2015.

Bahkan, beberapa restoran sudah memberikan pemberitahuan kepada pelanggan dengan menempel informasi di depan restoran mereka. Mereka memberitahukan bahwa air yang mereka pakai bukan berasal dari pengelola PIK, melainkan dari air minum kemasan.

Namun, pengelola PIK sendiri nampaknya sudah merespons terkait masalah air di lingkungannya yang tercemar. Berdasarkan pantauan di area PIK, terlihat belasan truk tangki disiagakan untuk menyuplai air bersih ke beberapa restoran yang menjadi korban air tercemar.

"Iya sekarang ada truk tangki itu setiap harinya untuk suplai air bersih. Kata pengelola PIK, air itu asalnya dari pegunungan," ujar Wiwin.

Meski pengelola PIK sudah mengambil tindakan dengan menyuplai air bersih, pihak pengelola restoran tetap enggan untuk menggunakan air tersebut. Mereka beralih menggunakan air mineral kemasan untuk kebutuhan memasak dan membuat minuman.

"Bos mintanya kita tetap pakai air mineral. PIK sudah suplai air, tapi kita tetap enggak mau pakai. Karena kita belum tahu bagaimana kebersihan truk tangkinya. Bisa jadi truk tangkinya juga kotor," lanjut Wiwin.

Keterangan Berbeda

Saat tim Liputan6.com mencoba mendekati truk tangki air bersih yang tengah berjejer di kawasan PIK, didapatkan informasi yang berbeda. Ternyata air yang disuplai bukan berasal dari pegunungan sebagaimana telah disampaikan pihak PIK ke pengelola restoran.

"Iya kita suplai air karena memang air di sini lagi bermasalah katanya. Airnya lagi enggak bagus. PIK minta kami suplai air ke sini, kita ambil dari Green Lake," ujar salah satu supir truk tangki.

Seperti diketahui, Green Lake City merupakan komplek perumahan yang berada di Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kabupaten Tangerang, Banten. Green Lake City dikelola oleh pengembang yang sama yang mengelola Pantai Indah Kapuk, yakni Agung Sedayu Grup.

Sopir truk tangki juga memberikan penjelasan bagaimana proses penyuplaian air itu dilakukan. Mereka mengambil air dari Green Lake City dengan cara estafet.

"Ada yang standby di sini, yang mobile itu 5 sampai 6 truk. Dengan satu truk kapasitasnya itu 5 ribu liter air. Yang satu truknya lagi itu bisa bolak-balik ngisi sampai 3 kali. Itu dalam sehari. Dan dimasukan ke dalam penampungan yang ada di sini. Yang sisanya di sini hanya jaga aja," pungkas sopir truk tersebut. (Ado/Nda)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya