Liputan6.com, Bogor - Hujan yang belum merata selama beberapa hari terakhir membuat krisis air masih mendera beberapa wilayah Bogor, Jawa Barat. Seperti di wilayah timur Kabupaten Bogor, krisis air bersih akibat musim kemarau masih melanda 7 kecamatan.
Hal itu dirasakan Warga Desa Pasir Mukti, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka harus membeli air layak konsumsi dari pedagang air keliling. Bagi yang tak mampu, mereka mengambil air dari Sungai Cipamingkis yang jaraknya sekitar 5 kilometer dari permukiman warga.
"Sampai sekarang masih banyak yang ngambil air di kali. Tapi cuma buat mencuci dan kadang dipakai mandi," tutur Samiarja, warga Kampung Rawa Bogo, Desa Pasir Mukti, Senin (2/11/2015).
Advertisement
Sedangkan untuk kebutuhan seperti memasak, warga mengambil dari bak penampungan yang difasilitasi pemerintah desa.
"Cuma sayangnya keluar airnya kecil, padahal air PAM. Buat dapetin 2 jeriken air saja antrenya sampai berjam-jam," kata Samiarja.
Pasokan Air Bersih
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor masih menetapkan Bogor siaga bencana kekeringan. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Ma’mur Rozak mengatakan, pihaknya masih memasok air bersih ke lokasi-lokasi yang dilanda kekeringan.
"Hujan yang turun beberapa hari terakhir ini belum merata, jadi kami masih memasok air sesuai permintaan," ujar dia.
Setiap hari, BPBD, PDAM, dan PMI masih menyuplai 5 truk tangki air bersih dengan kapasitas 5 ribu liter per tangki ke lokasi-lokasi yang membutuhkan.
"Ada beberapa daerah yang masih dipasok, di antaranya Cibinong, Sukaraja, Babakan Madang, Cariu, Citeureup, juga Jonggol," kata Rozak.
Bantuan air bersih sendiri akan dihentikan setelah status kekeringan dicabut. (Ado/Ali)