Gunung Bromo Masih Siaga, Aktivitas Penerbangan Normal

Abu vulkanik kelabu-kecokelatan juga masih terlihat di sekitar Gunung Bromo.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Des 2015, 11:45 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 11:45 WIB
Gunung Bromo
Masalah tiket menjadi problem besar bagi pariwisata Gunung Bromo.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Bromo di Jawa Timur masih bergeliat. Aktivitas vulkanik gunung tersebut cukup tinggi dan berada di status Siaga atau Level III.

Meski begitu aktivitas Bandara Abdulrachman Saleh di Malang, Jatim, berangsung normal sejak dibuka pada Senin pagi 14 Desember 2015.

"Letusan masih terus berlangsung. Aktivitas penerbangan telah normal," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (15/12/2015).

Dia mengatakan, berdasarkan Pos Pengamatan Gunung Bromo Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada pukul 00.00-06.00 WIB tadi, cuaca dan kondisi angin di Bromo relatif terang. Gunung itu nampak jelas. Meski abu vulkanik kelabu-kecokelatan juga masih terlihat di sekitarnya.

"Tinggi abu vulkanik sekitar 1.500 m di atas puncak kawah (3.829 meter di bawah permukaan laut) tertiup angin ke barat-barat laut. Terdengar suara gemuruh lemah dari kawah," papar dia.

Dia menjelaskan, sifat letusan Gunung Bromo adalah strombolian dengan letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat, namun terus-menerus. Material yang dimuntahkan pun berupa material padat, gas, dan batu. Sementara eksplosivitasnya rendah.

"Potensi bahaya letusan Gunung Bromo adalah terjadinya erupsi preatik dan magmatik yang tiba-tiba, dengan sebaran material vulkaniknya berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) mulai sekitar kawah hingga radius 2,5 km dari pusat erupsi," kata Sutopo.

Karena itu dia mengimbau masyarakat sekitar tak memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif Bromo.

"Wisatawan silakan berkunjung menikmati keindahan alam Gunung Bromo. Daerah di Kabupaten Probolinggo dan Lumajang tidak terdampak langsung karena arah angin dominan ke barat sehingga hujan abu vulkanik dan pasir hanya di sebagian Kabupaten Malang dan Pasuruan," pungkas Sutopo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya