Lion Air: Pintu Depan Pesawat Rusak Baru Pertama Kali

Pesawat Lion Air GT 926 rute Denpasar, Bali-Makassar, Sulawesi Selatan harus putar balik lantaran pintu depannya tak bisa ditutup rapat.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 30 Des 2015, 13:47 WIB
Diterbitkan 30 Des 2015, 13:47 WIB
Lion Air
Lion Air (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Lion Air GT 926 rute Denpasar, Bali-Makassar, Sulawesi Selatan, harus putar balik lantaran pintu depannya tak bisa ditutup rapat saat terbang pada 27 Desember 2015. Lion Air mengklaim, peristiwa itu merupakan yang pertama kali terjadi.

"Ini baru sekali ini terjadi," kata Public Relations Manager Lion Air Group, Andy M Saladin, dalam percakapan telepon dengan Liputan6.com, Rabu (30/12/2015).

"Tapi saat ini pesawat ini sudah bisa terbang kembali," imbuh dia.

Andy menceritakan, saat itu pesawat sudah mengudara menuju Makassar selama sekitar kurang dari 30 menit hingga kemudian pilot melihat lampu indikator bahaya menyala. Maka demi keselamatan penumpang, pesawat lalu dibawa putar balik kembali menuju Denpasar, Bali.

"Di Denpasar, langsung pengecekan," tutur dia.

"Seluruh awak sudak melakukan sesuai prosedur. Lion Air selalu mengutamakan keselamatan penumpang," sambung Andy.

Kengerian Itu...

Seorang penumpang Lion Air mencurahkan pengalaman buruk terbang bersama maskapai tersebut. Disebutkan, saat itu pesawat terbang dengan pintu depan tak tertutup rapat. Hampir celaka.

Kartini Kongsyahyu menuliskan kegerian itu dalam jejaring sosialnya.

Pengalaman mencekam itu terjadi setelah beberapa menit pesawat Lion Air meninggalkan landasannya. Kartini mengaku mendengar bunyi gemuruh di pesawat yang ditumpanginya.

"Nah saat lepas landas mulai terdengar suara aneh, suara gemuruh keras seperti bunyi 10 vacum cleaner atau 20 hair dryer dinyalakan bersamaan. Awalnya saya pikir bunyi suara hujan, tapi saat saya melihat keluar jendela, ternyata cuaca agak sedikit berawan, dan pesawat agak sedikit berguncang," curhat Kartini dalam akun Facebook-nya yang dikutip Liputan6.com.

Saat itu, kata dia, awak pesawat mengumumkan jika burung terbang itu akan kembali ke Denpasar karena kerusakan teknis. Sementara lampu indikator tanda bahaya juga terus berkedap-kedip.

Namun Kartini dan keluarga memutuskan untuk tetap turun dari pesawat. Alangkah terkejutnya dia begitu melihat kerusakan yang terjadi.

"Alangkah kagetnya saya saat turun di landasan sudah standby mobil SAR (berarti mereka sudah siap-siap dengan hal yang gawat kan?). Ternyata kerusakan yang terjadi ada di pintu depan pesawat yang tidak bisa tertutup rapat," tulis Kartini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya