Liputan6.com, Jakarta - Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri, Irjen Budi Winarso memastikan pihaknya masih menyelidiki Operasi Cipta Kondisi yang digelar jajaran Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2016 lalu.
Sebab saat operasi tersebut, muncul insiden pengancaman kepada Kasubit II Direktorat Reserse Narkoba Polda NTT, Albert Neno yang diduga dilakukan oleh anggota Komisi III DPR Herman Hery.
"Makanya, prosedur (Operasi Cipta Kondisi) nya itu yang dicek, benar enggak prosedurnya, menyita. Terus perdanya ada atau enggak," ucap Budi di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu 6 Januari 2016.
Budi menjelaskan, ada beberapa rentetan peristiwa dari mulai Operasi Cipta Kondisi yang dimulai pada 6-20 Desember 2015 lalu hingga berujung pada insiden pengancaman terhadap AKBP Albert Neno.
Baca Juga
Dengan demikian, imbuh dia, sejumlah anak buahnya masih berada di Kupang, NTT untuk menyelidiki apakah razia yang digelar Polda NTT sudah sesuai dengan prosedur.
"Anak-anak (jajaran Propam Polri) masih di NTT, besok baru balik. Rentetannya kan banyak, bukan itu saja, kan bukan menyangkut beliau (Herman Hery) saja, toko-toko yang lain. Kan waktu itu operasi dalam rangka Natal dan tahun baru. Saat ini masih penyelidikan kita," papar Budi.
Makian Berujung Laporan Polisi
Pangkal masalah bermula ketika Malam Natal 25 Desember 2015, sekitar pukul 23.00 WIT. Seluruh sanak saudara Albert Neno dari Kupang dan kota sekitar tengah berkumpul bersama dalam perayaan hari besar tersebut.
Namun, malam penuh keriangan itu mendadak berubah setelah dering telepon berbunyi. Putri Albert menyerahkan telepon yang masih berdering itu kepada ayahnya. Setelah mengucapkan selamat Natal kepada peneleponnya, ia malah mendapatkan makian dari penelepon yang mengaku anggota DPR bernama Herman Herry.
Albert Neno tidak mengerti usaha yang dimaksud orang yang mengaku anggota DPR tersebut. Namun, sepanjang makian meluncur baru dia memahami bila hal itu terkait dengan operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang digelar satuan gabungan Polda NTT, yaitu operasi minuman keras dari 6 hingga 20 Desember 2015.
Tidak hanya itu, orang di balik telepon itu juga menantang Albert Neno untuk datang ke sebuah hotel. "Bawa senjata kamu lengkap, saya habisi kamu," Albert menirukan ancaman yang diterimanya.
"Kamu kasih tahu Dir-mu (Direktur Reserse Narkoba) saya laporkan Propam dan Kapolri, biar kamu dicopot," ujar dia menambahkan.
Dikonfirmasi terpisah, Herman Herry membantah dirinya memaki dan mengumpat AKBP Albert Neno. Bahkan dia menyatakan tidak pernah berkomunikasi dengan Albert Neno.
"Saya tidak pernah marah-marah. Saya pun tidak pernah berkomunikasi," ujar Herman kepada Liputan6.com, Selasa 29 Desember 2015.