Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)Â bikin resah. Sejumlah orang dikabarkan menghilang dan direkrut organisasi tersebut.
Mereka juga diduga mempengaruhi para pengikutnya dengan ajaran yang melenceng dari perintah agama. Seperti yang terjadi pada Silvi Nur Fitria, mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah.
Masyarakat pun semakin penasaran dengan gerakan ini. Gafatar kini menjadi informasi yang paling dicari hingga masuk dalam 3 berita terpopuler. Kabar lainnya yang juga disorot tentang perkembangan penyelidikan pembunuhan Mirna.
Advertisement
Berikut 3 berita paling hits yang dihimpun Liputan6.com, Jakarta, Rabu (13/1/2016):
1. Gafatar, Jelmaan Aliran Sesat dan Sebut Tuhan Jadi 'Tuan'
Gafatar kini menjadi perhatian masyarakat. Ini lantaran aksinya yang dikabarkan sejumlah orang menghilang lantaran direkrut organisasi kemasyarakatan (ormas) itu.
Lantas apa sebenarnya Gafatar tersebut? Ormas yang dilambangkan dengan gambar matahari bersinar itu dideklarasikan pada 21 Januari 2012. Organisasi ini diketuai oleh Mahful T Tumanurung dan bergerak di bidang sosial serta fokus terhadap isu ketahanan pangan.
Dalam website-nya, Gafatar.org yang dikutip Liputan6.com, Selasa (12/1/2016), terlihat salah satu aktivitas mereka adalah donor darah dan pemeriksaan gratis. Gafatar bergerak ibarat partai politik.
2. Fakta Baru: Jessica Datang Lebih Awal dan Ajak Mirna Seruput Kopi
Penyidik Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya menggeleledah kediaman Jessica Kesuma Wongso. Jessica adalah teman ngopi Mirna yang memesankan dan datang lebih awal.
Fakta baru pun terungkap. Jessica diketahui mengajak Mirna kongkow minum kopi di Kafe Olivier, West Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
"Jessica yang ajak Mirna minum kopi," kata salah seorang perwira di lingkungan Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Fakta tersebut berdasarkan petunjuk yang disita kepolisian, yaitu telepon genggam. Namun, apa isi percakapan itu penyidik enggan membeberkannya.
3. Johan Budi Jadi Jubir Presiden, Ini Respons Mantan Pimpinan KPK
Mantan pelaksana tugas pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indriyanto Seno Adji menilai pengangkatan Johan Budi sebagai juru bicara Presiden sudah tepat.
Menurut dia, selain kapasitas yang dimiliki Johan, Istana juga memerlukan kehumasan yang baik dalam menyampaikan program pemerintah kepada masyarakat.
"Istana memang memerlukan humas dan komunikasi, mengingat Istana Kepresidenan adalah representasi publik yang perlu memperoleh kejelasan informasi terkait kondisi bangsa dan negara melalui peran pemerintah," kata Indriyanto dalam pesan singkatnya di Jakarta, Selasa 12 Januari 2016.