Liputan6.com, Jakarta - Di balik duka dalam teror bom dan penembakan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016 lalu membawa inspirasi bagi Adji Pratama, seorang pengembang aplikasi untuk ponsel pintar. Â
Adji membuat sebuah aplikasi yang berisi tentang mencegah aksi teror terjadi. Dalam aplikasi yang diberi nama Stop Terorisme ini, Adji berharap masyarakat dapat membantu Kepolisian untuk memberi informasi terkait adanya dugaan tindakan terorisme.
"Dengan aplikasi ini, pengguna bisa melapor langsung bila ada tindak terorisme atau kalau mencurigai pelaku teroris di lingkungan mereka," kata Adjie Pratama di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Baca Juga
Ada 5 fungsi utama dalam aplikasi tersebut. Pertama, fungsi pengaduan warga. Masyarakat yang menemukan adanya dugaan terorisme bisa langsung membuat laporan dengan mengisi lembar pengaduan warga pada aplikasi itu.
Akan ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Warga juga wajib memasukkan nomor SIM atau KTP dan nomor telepon selular.
"Laporan tersebut langsung terhubung dengan Humas Polri untuk selanjutnya dipilah berdasarkan tempat kejadian yang dilaporkan," tutur dia.
Kedua, pada aplikasi itu tersedia emergency number atau nomor telepon darurat yang bisa dihubungi oleh warga sewaktu-waktu. Lalu ketiga, lanjutnya, aplikasi Stop Terorisme itu terhubung dengan Twitter. Sehingga hanya dengan menuliskan dalam akun Twitter, dapat langsung terekam aplikasi.
"Fungsi selanjutnya, pengguna bisa melihat berita-berita terkini seputar terorisme. Dalam aplikasi tersebut juga ada forum online sebagai wadah diskusi para pengguna aplikasi dengan aparat berwenang," kata Adjie.
Adjie juga menyebut aplikasinya itu berkapasitas rendah dan bisa diunduh di Google Playstore dan Amazon Store secara gratis.
Advertisement