Liputan6.com, Jakarta - Jessica Kumala Wongso, teman ngopi cantik Wayan Mirna Salihin, menjadi saksi kunci tewasnya perempuan 27 tahun itu. Dia membantah spekulasi yang menyebut bahwa dia meracuni Mirna.
Bagi Jessica, Mirna merupakan teman baik. Namun, mereka tidak pernah bertukar cerita pribadi secara mendalam.
Baca Juga
Penasihat hukum Jessica, Yudi Wibowo, membeberkan beberapa alibi kuat klien yang juga sepupunya itu bahwa Jessica tidak menabur racun sianida ke kopi Mirna kepada Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Pelayan Olivier yang Pilihkan Meja
Yudi memaparkan Jessica belum pernah mengunjungi Olivier Cafe sebelumnya. Rabu, 6 Januari 2016, merupakan pertama kalinya Jessica ke Oliver untuk minum kopi bersama Mirna dan temannya, Hanny.
"Jessica itu enggak pernah ke sana (Olivier). Pertama kali ke sana ya sama Hanny dan Mirna. Masak orang mau membunuh, tapi tidak mempelajari tempatnya dulu," ujar Yudi kepada Liputan6.com ketika dihubungi, Jumat (29/1/2015).
Jessica pun tak memilih meja tempat ketiganya duduk. Menurut dia, pelayan restoranlah yang memilihkannya untuk Jessica usai memesan meja.
Hal itu, kata dia, menguatkan alibi Jessica tak ada unsur kesengajaan mengatur lokasi dugaan pembunuhan Mirna.
"Jessica pesan (tempat), yang ngarahkan duduk di mana-di mananya kan pelayannya. Bukan dia. Kalau dia mau membunuh, pasti dia pilih dong duduk di mana yang kira-kira tidak ketahuan. Ini dipilihkan kok (meja) sama pelayannya," kata Yudi.
Rekam CCTV 'Bisu'
Rekaman CCTV di kafe tempat kejadian tidak mampu membuktikan bahwa Jessica yang mencampurkan sianida ke es kopi Vietnam Mirna. Baik sebelum maupun sesudah Mirna serta Hanny datang ke kafe.
Yudi meminta polisi lebih teliti dalam menganalisis rekaman CCTV di Olivier Cafe pada saat itu.
"Kopi dihidangkan di meja. Setelah itu jeda waktu 15 menit. Mirna dan Hanny kan datang. Itu waktu kritis, adakah Jessica menuangkan sianida tersebut? Kan, ada CCTV yang membuktikan," kata Yudi.
Dia yakin pasti adegan Jessica menuangkan sianida dapat terekam dengan banyaknya kamera pengintai di tempat itu. Nyatanya, ujar dia, rekaman tersebut tak menggambarkan apa pun yang berkaitan dengan Jessica menaruh zat mematikan ke kopi Mirna.
"Kalau seandainya ada perbuatan Jessica masukkan racun, kan ketahuan CCTV. Harus ada penelitian yang hati-hati," kata Yudi.
Advertisement
Korelasi Jessica dan Sianida
Yudi kemudian membeberkan, Jessica sempat dilucuti pakaiannya dan diperiksa sekujur tubuhnya oleh polisi. Ini untuk mendeteksi sisa-sisa zat sianida yang mungkin menempel. Namun, hasilnya membuktikan tak ada zat sianida di permukaan tubuh Jessica.
"Kalau Jessica melakukan perbuatan menaruh racun, buka dan buktikan! Anggapannya polisi ada sianida yang tumpah, tapi sudah ditelanjangi tidak ada. Korelasinya apa Jessica sama sianida? Tidak ada buktinya," kata Yudi.
Menurut dia, penyidikan polisi hanya berkutat pada detik-detik menjelang Mirna menyeruput kopi dan setelah istri Arief Sumarko meninggal. Yudi berpendapat polisi seharusnya juga memeriksa kegiatan Mirna sebelum ke Olivier Cafe secara jeli.
"Seharusnya yang diperiksa sebelum Mirna datang itu ke mana dulu? Kan, enggak diungkap ke media. (Mirna) Ngapain? Ditarik ke belakang, dong (runutan kegiatan Mirna), jangan ke depan," kata Yudi.
"Sangat bodoh kalau Jessica masukin racun di tempat umum dan terbuka," kata Yudi.
Wayan Mirna Salihin tewas akibat keracunan zat berbahaya sianida setelah menyeruput es kopi Vietnam di Olivier Cafe, West Mall, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Januari 2016.
Efek sianida 'mematikan' istri Arief Sumarko hanya dalam hitungan menit. Mirna kejang, mulutnya mengeluarkan busa dan meninggal sesaat tiba di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat.
Setelah dirunut kronologi tewasnya Mirna, ternyata Mirna Salihin memenuhi undangan temannya semasa kuliah di Australia, Jessica Kumala Wongso. Diketahui Jessica memesankan kopi untuk Mirna dan Hanny.
Kasus yang awalnya ditangani Polsek Metro Tanah Abang ini akhirnya diambil alih Polda Metro Jaya karena dianggap kasus besar. Nuansa unsur pembunuhan berencana sangat 'kental' dalam kasus ini dan modus meracuni dengan sianida jarang terjadi.
Karena itu, aparat kepolisian mengerahkan berbagai metode penyidikan untuk membuat benderang siapa penaruh sianida di es kopi Vietnam Mirna.