Kronologi Bentrokan Ormas di Medan Tewaskan 2 Orang Versi Polisi

Polda Sumut memburu dalang yang memicu terjadinya bentrokan 2 ormas di Medan.

oleh Reza Efendi diperbarui 31 Jan 2016, 18:50 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2016, 18:50 WIB
Bentrokan Ormas
Sebuah mobil terguling dan ringsek akibat bentrokan 2 ormas di Kota Medan, Sumatera Utara. (Istimewa)

Liputan6.com, Medan - Polisi membeberkan kronologi bentrokan antarorganisasi massa (ormas) di Kota Medan, yang menewaskan 2 orang. Bentrokan ormas yang pecah kemarin sore itu sempat membuat suasana di sejumlah kawasan di ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut mencekam.

Wakapolda Sumut Brigjen Pol Adhi Prawoto mengungkapkan, bentrokan kedua ormas berawal saat massa Ikatan Pemuda Karya (IPK) berjumlah sekitar 250 orang sedang konvoi menggunakan sepeda motor dan mobil. Mereka menuju lokasi kegiatan pelantikan pengurus IPK di kawasan Jalan Pelajar, Medan Kota, Sabtu 30 Januari 2016 sekitar pukul 14.30 WIB.

Saat melintas di depan Kantor Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) kawasan Jalan Thamrin, Medan, terjadi bentrokan kedua kubu. Akibatnya, 2 anggota IPK tewas dan 4 lainnya mengalami luka serius.

Menurut Adhi, korban tewas adalah Monang Hutabarat, warga Jalan Bambu, yang juga Ketua Ranting IPK Medan Timur, dan Sepri Marbun, warga Jalan Pasar III. Kedua korban terkena sabetan senjata tajam dan hantaman benda tumpul.

Sementara 4 korban luka lainnya masing-masing Feriansyah (25) warga Jalan Tengah, Kelurahan Masjid, Kecamatan Medan mengalami luka tusuk senjata tajam pada bagian perut, Eki (20) warga Jl Pasar III Medan menderita luka sabetan parang pada bagian kepala.

Serta, Rudi Syahputra warga Gang Sehati, Jalan Pasar III, mengalami luka senjata tumpul dan Dedi Marbun (45) warga Jalan Pasar III Medan menderita luka sabetan senjata tajam pada bagian kepala.

Salah satu sepeda motor yang dibakar akibat bentrokan 2 ormas di Kota Medan, Sumatera Utara. (Istimewa)

Ketika mendapat laporan adanya bentrokan, imbuh Adhi, Polda Sumut langsung menerjunkan personel ke lokasi kejadian. Polisi kemudian membubarkan secara paksa kedua kubu yang bertikai dan membawa para korban ke Rumah Sakit Umum (RSU) Permata Bunda di Jalan Sisingamangaraja, Medan.

Pemicu Bentrokan Belum Diketahui

"Belum diketahui secara pasti pemicu bentrokan. Tim penyidik sedang mengumpulkan keterangan sejumlah saksi yang diamankan di Mapolda Sumut dari kedua belah pihak untuk memberikan keterangan terkait bentrokan," ucap Adhi di Medan, Minggu (31/1/2016).

Selain itu, menurut Adhi, Polda Sumut terus mencari dan mengumpulkan barang bukti guna mengungkap penyebab bentrokan. Terutama, dalang yang memicu terjadinya bentrokan.

Guna mengantisipasi bentrok susulan, Polda Sumut dan Kodam I Bukit Barisan juga telah mengerahkan 1.500 personel mengamankan kantor PP dan IPK di sejumlah titik di Medan.

"Keadaan sudah aman terkendali. Kedua pihak kita minta untuk duduk bersama menyelesaikan masalah," tutup Adhi.


Kerusuhan di Medan, Sumatera Utara (Ist)

Imbauan Plt Gubernur Sumut

Sementara itu Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengimbau seluruh pihak tetap menjaga suasana keamanan yang kondusif dan ketertiban umum pascabentrokan antarormas di Kota Medan.

Erry menyerukan kedua pimpinan ormas kepemudaan (OKP) tersebut menginstruksikan anggotanya masing-masing untuk menahan diri. Dan sekaligus meredam emosi agar suasana kondusif dan ketenteraman di Sumut tetap terjaga dengan baik.

"Saya percaya pimpinan OKP dapat bertindak bijak memberikan pemahaman kepada anggotanya masing-masing untuk menahan diri dan tidak terpancing emosi, agar pertikaian kedua belah pihak tidak berlarut-larut. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan," tegas Erry di Medan, Minggu (31/1/2016).

Selain itu, Erry mengimbau kedua kubu untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Apalagi saling serang yang dapat menimbulkan korban tewas ataupun cedera di kedua belah pihak.

Saling serang, imbuh Erry, tidak hanya merugikan kedua belah pihak, namun juga dapat mengganggu ketertiban umum dan bisa menimbulkan korban dari kalangan masyarakat.

"Negara kita negara hukum. Mari kita serahkan kepada pihak yang berwajib untuk menegakkan hukum kepada mereka yang bersalah dalam bentrokan kemarin. Tindak anarkis tidak menyelesaikan masalah," tutup Erry.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya