Liputan6.com, Jakarta - Isu-isu terorisme dan narkoba tak henti membayang-bayangi Indonesia. Hal itu pun tak luput dari perhatian pemerintah dan DPR.
Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, intelegen, luar negeri, dan komunikasi serta informatika menggelar rapat gabungan bersama Komisi III yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan. Rapat ini juga dihadiri Menkopolhukam Luhut Pandjaitan, Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, Kepala BNPT Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution, dan Kepala PPATK Muhammad Yusuf.
Tak hanya itu, hadir juga Menpan RB Yuddy Chrisnandi, Jaksa Agung HM Prasetyo, dan Dirjen Imigrasi Ronny Sompie. Permasalahan yang dibahas di antaranya soal bebas visa, pemberian amnesti, penanggulangan teroris, dan narkoba.
Baca Juga
Dalam rapat ini Luhut membeberkan bahayanya narkoba. "Narkoba tidak kalah berbahayanya dengan terorisme. Karena (narkoba) tak mengenal suku, agama, jabatan, dan lain-lain," ungkap Luhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/2/2016).
Masing-masing petinggi yang hadir pun turut memberikan laporan pekerjaannya. Termasuk Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti yang memberikan laporan penanggulangan terorisme usai aksi teror di Sarinah Thamrin pada Kamis 14 Januari 2016 lalu.
"Perkembangan terorisme di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak zaman dokter Azahari dan Nurdin M Top. Keduanya merupakan master mind aksi teror di Indonesia. Namun (aksi teror) agak berkurang karena dokter Azahari ditangkap 5 September 2005 dan Nurdin M top 17 September 2009," ungkap Komjen Pol Badrodin.