Liputan6.com, Beijing: Cina melarang wisatawan asing melawat ke Tibet. Kebijakan ini diambil pemerintah Cina sebelum peringatan ke-60 tahun pemerintahan komunis berkuasa. Demikian berita yang dilansir Associated Press, Selasa (22/9).
Pejabat Cina bidang pariwisata Tibet, Tan Lin mengatakan, Cina akan memberlakukan pelarangan tersebut mulai Selasa ini. Adapun turis yang telah masuk ke Tibet sebelum Selasa ini, diperbolehkan menetap di sana.
Akibat kebijakan tersebut sejumlah hotel mengeluh mengalami penurunan pemesanan. "Sejak Senin tidak ada wisatawan asing yang menginap. Bisnis pun turun hingga 30 persen," ujar Lazhen, staf hotel setempat.
Tidak hanya wisatawan yang dilarang masuk, penjualan pisau juga dilarang di sejumlah pusat perbelanjaan seperti Wal-Mart dan Carrefour. Pelarangan ini diduga terkait dengan stabilitas keamanan menjelang peringatan ke-60 pemerintahan komunis Cina.Â
Tibet masih menjadi masalah dalam negeri Cina yang belum selesai hingga kini. Cina mengklaim wilayah tersebut masuk menjadi bagian wilayahnya sejak abad ke-13. Namun banyak rakyat Tibet menolak klaim tersebut. Mereka mengatakan wilayahnya bebas dari kekuasaan Cina dan menganggap eksploitasi ekonomi yang dlakukan Cina telah mengikis budaya Budha di Tibet.
Pejabat Cina bidang pariwisata Tibet, Tan Lin mengatakan, Cina akan memberlakukan pelarangan tersebut mulai Selasa ini. Adapun turis yang telah masuk ke Tibet sebelum Selasa ini, diperbolehkan menetap di sana.
Akibat kebijakan tersebut sejumlah hotel mengeluh mengalami penurunan pemesanan. "Sejak Senin tidak ada wisatawan asing yang menginap. Bisnis pun turun hingga 30 persen," ujar Lazhen, staf hotel setempat.
Tidak hanya wisatawan yang dilarang masuk, penjualan pisau juga dilarang di sejumlah pusat perbelanjaan seperti Wal-Mart dan Carrefour. Pelarangan ini diduga terkait dengan stabilitas keamanan menjelang peringatan ke-60 pemerintahan komunis Cina.Â
Tibet masih menjadi masalah dalam negeri Cina yang belum selesai hingga kini. Cina mengklaim wilayah tersebut masuk menjadi bagian wilayahnya sejak abad ke-13. Namun banyak rakyat Tibet menolak klaim tersebut. Mereka mengatakan wilayahnya bebas dari kekuasaan Cina dan menganggap eksploitasi ekonomi yang dlakukan Cina telah mengikis budaya Budha di Tibet.