Liputan6.com, Jakarta - Pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak di Tanah Air meningkat 100 persen dari tahun-tahun sebelumnya.
Catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan, angka korban pelecehan seksual terhadap anak semakin tinggi setiap tahun.
"Dari 2013 ke 2014 itu naiknya 100 persen, baik itu mereka yang jadi korban atau pun pelaku," ujar Sekretaris KPAI Rita Pranawati kepada Liputan6.com di Kantor KPAI, Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Rita menjelaskan, modus pelecehan seksual semakin beragam dan aneh. Hal-hal yang tak terduga dapat terjadi. Selain kemajuan teknologi dan kurangnya pengetahuan orangtua dalam mengasuh dan mendidik anaknya, lingkungan pergaulan juga menjadi penyebabnya.
"Semakin hari, semakin aneh-aneh yang akan kita dengar, di luar dugaan dan nalar kita. Sebab modus pelecehan dan kekerasan seksual pada anak terjadi karena cara asuh yang salah, sehingga peluang pelaku kejahatan semakin lebar," papar dia.
Baca Juga
Salah Asuh
Dari hasil penelitian KPAI, 70 persen orangtua belum mampu mengasuh anak mereka pakai metode yang cocok dengan zaman sekarang. Cara asuh yang dipakai para orangtua, hanya menyalin apa yang mereka dapat ketika kecil, tanpa mempelajari perubahan zaman.
"Ini data yang bicara, banyak orangtua di Indonesia yang hanya meng-copy paste apa yang mereka dapat dari ayah dan ibu mereka sebelumnya. Sedangkan zaman dan kemajuan teknologi membutuhkan cara asuh yang baru," tegas Rita.
Faktor lainnya, menurut Rita, kecenderungan orangtua mendidik anak hanya berorientasi pendidikan akademik. Bukan pendidikan mental dan persoalan sosial yang dihadapi anaknya.
"60 Persen orangtua di Indonesia hanya menanyakan persoalan pendidikan akademik, seperti nilai, peringkat di kelas. Hanya 30 persen yang menanyakan persoalan sosial mereka, soal hobi, permasalahan dengan teman, status media sosial, bahkan soal reproduksi," tandas Rita.
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar
pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.