Kapolri: Sriyono Anggota Kelompok JI

Badrodin juga mempersilakan KontraS serta Komnas HAM untuk melakukan investigasi.‎

oleh Silvanus Alvin diperbarui 31 Mar 2016, 02:02 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2016, 02:02 WIB
Piala Bhayangkara Kapolri Badrodin Haiti
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, menggelar jumpa pers terkait Piala Bhayangkara di Mabes Polri, Jakarta, Senin (15/2/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Badrodin Haiti mengatakan, Sriyono, seorang terduga teroris asal Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Klaten, Jawa Tengah petinggi di kelompok radikal Jamaah Islamiyah (JI).

Sriyono tewas saat ditangkap oleh anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Rabu 9 Maret 2016. Diduga sebelumnya Sriyono melawan anggota Densus dan sempat berduel saat digelandang ke sejumlah tempat.

"Beneranlah (teroris). Dia kan masih kelompok JI (Jamaah Islamiah) yang lama," ujar Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/3/2016).‎


Badrodin juga menguatkan status Sriyono sebagai salah seorang teroris karena pria tersebut memiliki senjata api ilegal.

"(Keterlibatan Sriyono) dia simpen senjata. (Dia juga memproduksi senjata) ya pasti terkaitlah," kata Badrodin.

Selain itu, Badrodin juga mempersilakan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) serta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk melakukan investigasi.‎

"Ya tidak apa-apa. Sah-sah saja membela. Komnas HAM  kan dari dulu sudah turun. Jadi tidak apa-apa silahkan saja," ujar Badrodin.‎


Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Charliyan mengungkapkan, ketika itu dua anggota Densus sedang membawa Sriyono mencari senjata api yang diduga disembunyikan Sriyono di beberapa tempat, termasuk di Klaten.

Dikawal dua anggota Densus, Sriyono diantar berkeliling dengan mobil ke daerah Tawangsari, Klaten, Jawa Tengah.

Awalnya, tutur Anton, Sriyono bersikap kooperatif dan menunjuk sejumlah lokasi tempat disembunyikannya senjata tersebut. Namun ketika petugas membuka penutup mata dan borgol, Sriyono malah balik menyerang petugas. Pergumulan keduanya pun tak terhindarkan.

"Anggota yang berada di sebelah kanan membuka penutup mata dan borgol pelaku. Tiba-tiba pelaku (terduga teroris Sriyono) langsung memukul anggota, sehingga terjadi perkelahian," kata Anton saat memberikan keterangan di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/3/2016).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya