Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasionala Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian menyatakan terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah, Siyono masuk dalam salah satu jaringan terorisme. Kesimpulan tersebut berdasarkan catatan yang dimiliki Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
"Dalam catatan Densus dia terlibat dalam jaringan yang sudah ada," ungkap Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (11/4/2016).
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menambahkan, dari hasil pemeriksaan terhadap belasan tersangka kasus dugaan terorisme yang telah ditangkap Densus 88, disebutkan pula bahwa Siyono memiliki suatu peran dalam jaringan teroris.
Baca Juga
Namun demikian, Tito tidak menyebut secara gamblang jaringan teroris Siyono dan apa peran Siyono di dalamnya.
"Ada sekitar 13 orang yang menyebut nama dia (Siyono). Dia termasuk pemegang senjata," terang Tito.
Advertisement
Neo JI
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengungkapkan Siyono menjabat staf inti dalam organisasi Neo Jamaah Islamiah (JI). Hal itu diketahui setelah Polri melakukan penelusuran terhadap 3 rekan Siyono yang terlebih dahulu ditangkap, yaitu AW, BR dan DN.
"Dia adalah Kepala Staf Tholiah Bitonah di Neo JI," ujar Anton dalam konferensi pers di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Selasa 5 April 2016.
Anton membeberkan, organisasi Neo JI ini menyimpan senjata dalam jumlah yang cukup banyak. Pergerakan mereka terindikasi melanjutkan Laskar Negara Islam Indonesia (NII).
Dari keterangan yang diperoleh dari ketiga rekan Siyono, sambung Anton, Neo JI juga menyimpan butiran peluru dan granat.
"Telah disita puluhan senjata, ribuan peluru dan beberapa granat. Ada mesin bubut untuk pembuat senjata rakitan. Kita temukan bunker juga di Tangerang," pungkas Anton.