Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi akan menerima Pemimpin Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Istana Merdeka, Jakarta. Kunjungan BPK tersebut hanya berselang sehari dari perseteruan antara badan itu dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Ahok dan BPK saling bersikukuh pada pendiriannya tentang temuan ketidakwajaran pembelian lahan untuk Rumah Sakit Sumber Waras.
Berdasarkan agenda yang diterima Liputan6.com dari Biro Pers Istana Kepresidenan, Jokowi menerima BPK pukul 14.00 WIB, Kamis (14/4/2016). Masih belum diketahui pokok bahasan dari pertemuan tersebut.
Jokowi dan Ahok merupakan sahabat lama. Keduanya pernah berduet mengurus DKI Jakarta selama 2 tahun.
Baca Juga
Pagi ini, Jokowi sedang berada di Kepulauan Seribu untuk menghadiri Pencanangan Gerakan Nasional Penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar dalam rangka Hari Hutan Internasional yang dihelat di Pulau Karya.
Terkait kasus RS Sumber Waras, Ahok telah diperiksa sebagai saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Suami Veronica Tan itu diperiksa selama 12 jam dan diberondong 50 pertanyaan.
Usai diperiksa KPK, Ahok menyatakan BPK menyembunyikan data kebenaran dalam audit investigasi pembelian lahan RS Sumber Waras. Dia juga menyebut BPK ngawur dalam audit investigatif tersebut.
"Saya bilang tadi BPK menyembunyikan data kebenaran. BPK meminta kita melakukan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan. Suruh membatalkan transaksi pembelian tanah Sumber Waras," kata Ahok, Selasa 12 April 2016 malam.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menolak untuk membatalkan pembelian lahan. Sebab jika pembatalan itu dilakukan, negara akan mengalami kerugian.
"Pembelian tanah itu terang dan tunai. Kalau harus dibalikin, mesti jual balik. Mau enggak Sumber Waras beli harga baru? Kalau pakai harga lama, (ada) kerugian negara," kata Ahok.