Resmikan Pusaka Jawa UGM, Mensesneg: Jangan Sampai Generasi Muda Kita Hanya Terpapar Budaya Luar

Fakultas Ilmu Budaya UGM meresmikan Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa) yang bertujuan melakukan upaya penguatan pengetahuan dan budaya dengan fokus pada opitmalisasi hilirisasi riset mengenai bahasa, sastra, serta budaya Jawa.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mar 2023, 20:47 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2023, 16:34 WIB
Mensesneg Pratikno Hadiri Peresmian Pusaka Jawa FIB UGM
Mensesneg Pratikno menghadiri peresmian Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM). (Foto: Istimewa)

 

Liputan6.com, Jakarta - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) meresmikan Pusat Kajian Jawa (Pusaka Jawa). Hal ini dilakukan sebagai upaya melestarikan budaya Jawa serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut serta merawat budaya leluhur.

Peresmian Pusaka Jawa yang dilakukan bertepatan dengan Dies Natalis FIB UGM yang ke-77 ini turut dihadiri Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Dalam acara yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta nasional, Pusaka Jawa menampilkan berbagai kesenian Jawa mulai dari seni tari, drama musikal, wayang, paduan suara, hingga baju adat Jawa.

Dalam kesempatan itu, Pratikno menuturkan bahwa Indonesia memiliki banyak kekayaan ragam budaya. Dia berharap, keneradaan Pusaka Jawa ini membuat generasi muda dapat terus melestarikan budaya bangsa sendiri.

“Kita resmikan Pusat Kajian Jawa atau Pusaka Jawa untuk melestarikan dan mengembangkan budaya, seni, aksara Jawa untuk menarik minat dan bakat anak-anak muda untuk belajar tentang Jawa," ujarnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (16/3/2023).

Menteri yang pernah menjabat sebagai Rektor UGM ini menambahkan, bahwa menarik minat anak muda Indonesia akan budaya daerah menjadi penting, sehingga generasi masa depan bangsa tidak hanya terpapar budaya luar. Dengan begitu, keragaman budaya Indonesia tetap lestari di tangan generasi penerus bangsa.

"Nantinya akan dikembangkan sehingga ada Pusaka Batak, Pusaka Sunda, Pusaka Dayak, Pusaka Papua, Pusaka Aceh dan lain-lain. Dengan demikian, generasi muda Indonesia juga turut mengenal dan menghidupi budaya kita yang begitu kaya," tutur Pratikno. 

Sementara itu, Rektor UGM Ova Emilia mengapresiasi FIB yang telah memberikan peranan yang sangat baik sebagai pusat kebudayaan dari Universitas Gadjah Mada. 

"Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki berbagai budaya yang perlu dilestarikan, dan saya senang FIB telah melakukannya. Tidak hanya budaya secara eksplisit, tapi juga langgengnya karakteristik murni bangsa Indonesia," ujarnya.

Dekan FIB UGM Setiadi menyampaikan terimakasih kepada Mensesneg Pratikno dan Rektor UGM Ova Emilia yang telah mendukung lahirnya Pusaka Jawa. Dia mengatakan, keberagaman kebudayaan di setiap daerah merupakan kekayaan serta identitas bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan nasional bangsa Indonesia.

"Menjaga budaya merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga negara Indonesia. Semoga apa yang kita jaga hari ini, bisa terus kita lestarikan dan wariskan kepada anak cucu kita di masa depan,” ucap Setiadi.


Tentang Pusaka Jawa UGM

Universitas Gadjah Mada Masuk Daftar Perguruan Tinggi Paling Eksotik di Dunia
UGM menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang masuk daftar kampus paling eksotis di Dunia (Sumber foto: www.ugm.ac.id

Adapun Pusaka Jawa adalah sebuah lembaga yang bertujuan melakukan upaya penguatan pengetahuan dan budaya Jawa dengan fokus pada opitmalisasi hilirisasi riset mengenai bahasa, sastra, serta budaya Jawa yang konkret. 

Pusaka Jawa juga bertujuan menyajikan informasi hasil riset tersebut dengan ringan serta dalam bahasa yang mudah dipahami juga dinikmati masyarakat secara lebih luas.

Dalam arti sesungguhnya, Pusaka memiliki makna sebagai benda kuno yang disakralkan serta bernilai khusus dan tinggi. Tidak jarang, masyarakat mengaitkannya dengan hal-hal mistis. 

Lahirnya Pusat Kajian Jawa (Puska Jawa) diharapkan juga menjadi motor yang memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kata “pusaka” memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekedar benda seperti keris maupun benda sakral lainnya. Namun juga bermakna sebagai peninggalan budaya yang perlu dilestarikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya