Liputan6.com, Jakarta - Perseteruan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Yusril Ihza Mahendra masih berlanjut. Kali ini, Ahok membantah kabar Yusril pernah menjadi pengacara Pemprov DKI.
"Kami tidak bisa mempercayakan pada sembarang pengacara. Karena pengacara yang suka membela orang sembarangan bukan berdasar idealisme, bisa dirampok Jakarta," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis 28 April 2016 malam.
Dia tidak bisa membayangkan apabila Yusril Ihza Mahendra dahulu benar-benar menjadi pengacara Pemprov DKI. Dia beranggapan Pemprov DKI akan selalu kalah apabila melawan gugatan dari swasta. Sebab, kata dia, Yusril lebih mendukung pengusaha daripada rakyat atau pemerintah.
Baca Juga
"Saya kira sudah sangat baik. Bayangin kalau Pak Yusril bantu DKI, dia dibayar Bantar Gebang hantam kita sekarang, yang membuat kami menahan SP 3. Kenapa? Kami pingin ada dua bukti bahwa dia wanprestasi. Bisa bayangin enggak kalau jadi pengacara DKI ketika berperkara dengan swasta? Dibayar swasta dia ikut. Dan mesti ingat loh (kasus pabrik) semen di Jawa tengah juga dia bela pengusaha bukan bela rakyat," kata Ahok.
Dia pun bercerita saat memimpin DKI bersama Jokowi. Pemprov DKI sering mengalami kekalahan di persidangan. Oleh karena itu, pihaknya mencari pengacara profesional bagi DKI. Menurut Ahok, banyak tawaran dari para profesional dari yang berbayar hingga probono (gratis).
"Dulu Pak Jokowi waktu kita sering kalah, beliau menemui banyak pengacara. Banyak yang menawarkan probono kepada kami. Banyak juga yang bayar. Akhirnya keputusan kami adalah kami tidak bisa mempercayakan pada sembarang pengacara," ucap Ahok.
Advertisement