Terminal Kampung Rambutan Bersiap Sambut Mudik Lebaran

Terminal Kampung Rambutan telah menyiapkan langkah tegas jika perusahaan bus nekat menggunakan calo dalam mencari penumpang.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 28 Mei 2016, 09:52 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2016, 09:52 WIB
20150630-Terminal-Kp-Rambutan-Jakarta3
Sejumlah penumpang saat ingin menaiki bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (30/6/2015). Jelang memasuki arus mudik Lebaran 2015 terminal Kampung Rambutan masih terlihat sepi dan lenggang. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur mulai menyiapkan skema pengamanan prasarana penumpang dalam menghadapi arus mudik Hari Raya Idul Fitri 2016. Rencananya, skema itu akan diterapkan pada saat mendekati lonjakan volume kendaraan.

Kepala Terminal Kampung Rambutan Emiral August Dwinanto mengatakan, kenyamanan masyarakat saat berada di terminal adalah fokus utama yang akan dilakukan seluruh jajaran manajemen pengurus terminal.

"Misalnya, kami akan melakukan survei di seluruh sudut terminal. Kemudian mendata ulang seluruh kru PO (Perusahaan Otobus) Bus serta pedagang dan pengamen. Nantinya akan disiapkan pos pantau, pos bersama dan pos pelayanan," kata Emiral kepada Liputan6.com di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Sabtu (28/5/2016).

Khusus menanggulangi calo, Emiral mengaku sudah mendata seluruh kru bus yang masuk Terminal Tipe A itu untuk persiapan Lebaran. Ia juga sudah melakukan rapat kecil agar PO bus segera menyerahkan data karyawan.

"Itu untuk membedakan calo sama kru bus yang asli. Jadi kalau kru bus tidak memakai seragam itu berarti calo. Kan kalau kru beneran kami sudah minta agar dilengkapi seragam dan tanda pengenal," jelas dia.

Menurut Emiral, pihaknya juga telah menyiapkan langkah tegas jika perusahaan bus nekat menggunakan calo dalam mencari penumpang. Pihaknya akan melarang perusahaan bus itu memasuki terminal, sampai mereka mengganti seluruh karyawan bus dan bebas dari calo.

"Kalau pakai calo PO bus, akan kita tindak dengan penurunan plang tiket. Terus mobilnya tidak boleh masuk, lalu membuat surat perjanjian agar tidak menggunakan karyawan yang sudah menggunakan calo," tegas dia.

Emiral membeberkan, selama Mei 2016 ini saja, sebanyak 13 PO bus sudah dibekukan lantaran bandel menggunakan calo. Beberapa di antaranya adalah Maju Jaya, Trimulya, dan AMS. Sanksi tegas itu, lanjut dia, merupakan langkah efektif dalam melindungi masyarakat ketika berpergian.

"Iya ada 13 PO yang sampai saat ini sudah kita bekukan dan tidak boleh masuk ke Terminal. Namun hanya 3 yang sudah mengajukan permintaan kembali," tutur Emiral.

Untuk sementara, dia menambahkan, pengamanan penumpang sudah diberlakukan dengan membentuk satuan mitra atau Tim Kowanbisata yang terdiri dari seluruh perwakilan perusahaan PO bus.

"Kowanbisata itu yang menjadi mitra kami dalam mengamankan semua tindakan kriminal. Jadi kalau ada kru yang nyari penumpang dan datanya enggak ada di kami, mereka pasti langsung memeriksa dan langsung diproses," pungkas Emiral.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya