Geliat TemanAhok yang Menohok

TemanAhok Fair sukses tingkatkan jumlah data KTP secara gemilang. Jika terkumpul 1 juta, warga teringat janji orang ingin lompat dari Monas.

oleh Ahmad Romadoni Taufiqurrohman diperbarui 30 Mei 2016, 00:12 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2016, 00:12 WIB
20150725-Dukungan-Ahok-Jakarta2
Warga menunjukan baju yang bertuliskan "KTP GUE UDAH UNTUK AHOK" saat memberikan dukungan di salah satu Mal, Jakarta, (25/7/2015). Teman Ahok mengumpulkan satu juta KTP warga Jakarta agar Ahok bisa maju pada Pilkada DKI 2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Keriuhan menggema di ruang Gudang Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu malam 29 Mei 2016. Ratusan orang yang memadati ruang acara TemanAhok Fair itu penuh semangat memanggil nama gubernur DKI Jakarta.

"Ahok, Ahok, Ahok...," teriak para hadirin meminta pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama untuk segera keluar dari belakang panggung menuju panggung utama.

Ahok yang datang mengenakan baju kotak-kotak hitam putih dengan lengan panjang langsung menyambut seruan itu. Penuh senyum, ia melambaikan tangan kepada pendukungnya. Beberapa warga sempat disalaminya sebelum acara dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Kehadiran Ahok dalam TemanAhok Fair merupakan bagian dari rangkaian kegiatan relawan Basuki Tjahaja Purnama. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 28-29 Mei 2016 itu bertujuan untuk mengumpulkan KTP dukungan terhadap pasangan Ahok-Heru Budi Hartono untuk bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menghadiri TemanAhok Fair di Jakarta. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Perlu sejuta KTP dukungan agar sang incumbent dapat melenggang maju dalam Pilkada DKI. Pengumpulan data itu terus digenjot TemanAhok agar target tercapai.

Menurut juru bicara sekaligus pendiri TemanAhok, Amalia Ayunigtyas, pengunjung sangat antusias menghadiri pameran ini. Mereka, selain ingin menikmati acara konser, juga tak lupa menyerahkan data KTP ke TemanAhok.

Pada hari pertama acara, pengunjung tak hanya menyerahkan datanya berupa satu lembar. Mereka bahkan menenteng kertas yang berisi ratusan data KTP untuk diserahkan ke TemanAhok. "Ada yang bawa 100, 200 (lembar)," ujar dia, Sabtu 28 Mei 2016.

Warga mengisi formulir saat memberikan dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama di salah satu Mal, Jakarta, (25/7/2015). Teman Ahok mengumpulkan satu juta KTP warga Jakarta agar Ahok bisa maju pada Pilkada DKI 2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hasilnya cukup menohok. Hingga jelang penutupan pada hari kedua pameran, TemanAhok telah berhasil mengumpulkan data KTP sebanyak 900.282. Artinya butuh sekitar 99.000 data KTP lagi untuk menggenapkan jumlah data menjadi 1 juta.

Jika saat itu tiba, masyarakat akan teringat tentang nazar seorang politikus yang akan terjun dari Monumen Nasional. "Sekarang saya bingung, apa saya doa sampai sejuta tapi biarkan orang loncat dari Monas. Saya doanya juga repot," ujar Ahok di acara TemanAhok Fair, Jakarta.

"Kita maafkan sajalah. Maafkan anggap saja orang yang tidak mengerti apa yang dia ucapkan," lanjut Ahok.

Sosok yang dimaksud Ahok adalah Habiburohman yang merupakan politikus Partai Gerindra. Pria yang menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra itu melalui akun Twitter-nya, @habiburokhman, pernah menulis akan terjun dari puncak Monas jika TemanAhok mampu mengumpulkan data 1 juta formulir KTP.

"Saya berani terjun bebas dari Puncak Monas kalau KTP dukung Ahok beneran cukup untuk nyalon. #KTPdukungAhokcumaomdo???" tulis Habiburokhman.

Raup Rp 1,4 M

Jelang penutupan pada hari kedua, acara TemanAhok sukses meraup dana sebesar Rp 1,4 miliar. Jumlah itu merupakan target awal dari perhelatan ini digelar.

"Sejauh ini pemasukan sudah ada Rp 1,4 miliar yang bersumber dari sponsor, booth, penjualan merchandise dan tiket," kata juru bicara TemanAhok, Amalia Ayuningtyas di lokasi acara Gudang Sarinah, Pancoran, Jakarta, Minggu 29 Mei 2016, seperti dikutip dari Antara.

Tampak beberapa aksesoris  dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama di salah satu Mal, Jakarta, (25/7/2015). Teman Ahok adalah nama sekumpulan relawan yang berasal dari berbagai kalangan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ia mengatakan, dana yang terkumpul itu akan digunakan untuk operasional pengumpulan kartu tanda penduduk untuk pencalonan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen.

"Target dana, sebanyak-banyaknya. Dananya digunakan untuk operasional penggalangan KTP," kata Amalia.

Selain itu, acara yang digelar hingga pukul 21.00 WIB tersebut diharapkan dapat menjadi satu ajang menggenjot pengumpulan KTP dukungan untuk Ahok.

Pada hari pertama perhelatan, TemanAhok Fair dikunjungi sekitar 3.000 orang. Hari kedua, pengunjung bisa mencapai lebih dari 5.000 orang.

Teman Ahok juga meminta pendukung mengisi ulang formulir dukungan untuk Heru Budi Hartono.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, Sabtu 28 Mei malam, sejumlah kerajinan rumahan serta panganan dijajakan di acara tersebut. Selain makanan, stand-stand yang terdapat di TemanAhok Fair juga menyediakan peralatan elektronik dan rumah tangga.

Bahkan, stand mobil juga terpampang di salah satu sudut stand TemanAhok Fair. Tak luput, stand KTP untuk Ahok juga disediakan bagi warga yang ingin memberikan dukungannya bagi bakal calon independen Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI 2017 mendatang.

Untuk menghibur pengunjung, pihak penyelenggara menampilkan band-band indie, salah satunya Shore. Rencananya acara puncak Teman‎Ahok Fair akan menampilkan band indie asal Bandung, Mocca dan beberapa kesenian Betawi dan diprediksi akan dipadati pengunjung.

Cerita TemanAhok

Berbagai kegiatan digelar dalam pameran TemanAhok, termasuk berbincang dengan para relawan. Dalam ajang itu, mereka mengungkapkan suka dukanya berjuang untuk mengantarkan Ahok maju di Pilkada DKI.

Menurut Tim Digital TemanAhok, Ranca, ada pengalaman yang membuatnya stres. Yaitu pengalaman menghadapi bully di sosial media. 

Situs Teman Ahok pada Rabu (9/3) lalu sempat tak dapat diakses. Tim Teman Ahok menyatakan ada pihak yang mencoba meretasnya.

"Awalnya stres. Dibilang admin-nya apa kafir gitu. Lama-lama kita makin sadar yang namanya memperjuangkan sesuatu enggak semuanya sejalan. Pasti ada black campaign. Kita kampanye positif saja," kata Tim Digital TemanAhok, Ranca di Gudang Sarinah, Jakarta, Minggu 29 Mei 2016.

Berbagai hantaman dari media sosial akhirnya selalu direspons dengan positif. Bila ada yang perlu diklarifikasi, langsung di-share sebagai bentuk perlawanan atas kampanye hitam. Masyarakat pun akhirnya bisa menilai sendiri.

"Kita tunjukkan aja kalau kita memang berbeda dari orang yang bully itu. Black campaign selalu ada. Misalnya isu SARA atau fitnah sudah jadi makanan sehari-hari di tim digital. Tiap hari pasti ada. Ada yang pura-pura jadi temen lalu nusuk dari belakang," cerita dia.

Sementara, seorang pendiri TemanAhok Singgih Widyasyomo mengatakan, bully melalui media sosial akhirnya sudah menjadi makanan sehari-hari. Tapi semua langsung dihadapi dengan positif melalui tim media sosial.

"Kalau di-bully ya sama kita kan punya medsos pribadi. Kita update TemanAhok dibilang kamu apalah. Kamu kan muslim kenapa begini. Itu sering ya. Jadi makanan sehari-hari," ujar Singgih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya