Bayi Kembar Diduga Hilang di Cakung, Ini Kata Dinkes DKI dan IDI

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Timur baru akan melakukan audit medis.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Jun 2016, 01:49 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2016, 01:49 WIB
Bayi Kembar Hilang Cakung
IDI Jaktim baru akan mendengarkan keterangan pihak terkait.

Liputan6.com, Jakarta - Raudiah Elva Ningsih, perempuan 37 tahun mengaku kehilangan satu di antara bayinya kembarnya di rumah sakit kawasan Cakung, Jakarta Timur.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta membenarkan, Raudiah membawa surat pengantar dari Puskemas Jati Padang, Jakarta Selatan dan Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta Timur, bahwa hasil USG memang gemeli atau bayi lebih dari satu.

"Memang pada gambar yang saya dapat, di situ tertulis gemeli, artinya bayinya memang ada dua," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi Priharto bersama perwakilan Rumah Sakit Jayakarta dan IDI di kantornya, Jakarta, Jumat (17/6/2016).

"Namun, masalah ini belum bisa jawab secara jelas, karena masih akan diaudit medis oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Jakarta Timur," sambung dia.

Kendati, Koesmadi belum dapat memastikan kesalahan ada di pihak rumah sakit yang menolong Raudiah bersalin.

"Saya belum bisa klarifikasi jauh, tapi secara administrasi secara benar, dokter sudah ada izinnya dan rumah sakit izinnya juga ada. Tinggal nanti kita audit," kata dia.

"Kenapa USG tadinya dua, kenapa pas dilakukan dopler (alat untuk mendeteksi detak jantung janin dalam kandungan) hanya satu dan dilahirkan satu," sambung Koesmadi.

Koesmadi menjelaskan, memang dalam pemeriksaan dopler di rumah sakit, dokter yang menolong proses persalinan Raudiah menyatakan hanya ada satu janin.

"Secara prosedural sudah masuk dengan benar, dan waktu di rumah sakit dilakukan pemeriksaan dopler, dan dokter yang menolong menyatakan bahwa pasien itu mempunyai bayi hanya satu," tandas Koeswendi.

Audit Medis

Terkait kasus kehilangan bayi ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyerahkan sepenuhnya kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Timur, untuk menindaklanjuti proses tersebut.

Ketua Biro Hukum dan Pembinaan/Pembelaan Anggota (BHP2A) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Timur Huntal Napoleon mengatakan, pihaknya baru akan melakukan audit medis.

"Kami dari organisasi profesi, IDI Jaktim akan lakukan audit medis atau klarifikasi tentang kasus ini. Terutama seputaran etika dan pelayanan pasien," kata Huntal Napoleon, di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Jumat.

Terkait pengakuan Raudiah bahwa tim dokter memperdengarkan musik dengan volume keras saat bersalin, dan asisten dokter marah-marah lantaran hanya satu bayi yang lahir, Huntal mengatakan akan memverifikasi.

"Kami akan verifikasi lanjutan yang saat ini kami belum dapat kesimpulan," tegas dia.

Huntal mengatakan akan mendengarkan keterangan para pihak terkait dan ahli lainnya, terkait kasus dugaan bayi hilang ini.

"Kami akan koordinasi dengan pihak terkait dulu. Ini tentu membutuhkan waktu. Jadi memang belum bisa kami simpulkan," tandas Huntal.

Raudiah Elva Ningsih kaget usai melahirkan caesar bayi kembarnya, karena ia hanya menerima satu bayi. Padahal, hasil USG yang dia terima dari dua rumah sakit dan Puskesmas, menyebutkan dia hamil anak kembar.

Raudiah bersama keluarga pun mengadu ke kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), atas dugaan hilangnya satu bayi kembarnya. Dia juga melaporkan kasus ini ke kepolisian.

Raudiah mengaku punya bukti hasil pemeriksaan USG dari Puskesmas Jatipadang Pasar Minggu, USG Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, dan RS HJ. Hasil USG menyatakan ia hamil gemeli atau kembar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya