Alasan Jalur Pantura Masih Jadi Primadona Pemudik

Jalur Pantura tetap menjadi pilihan pemudik.

oleh Audrey Santoso diperbarui 28 Jun 2016, 06:01 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2016, 06:01 WIB
20150715-Pemudik Motor di Pantura-Jabar
Jalur Pantura tidak lagi macet total seperti musim mudik sebelum Tol Cipali ada. Kini jalur tersebut hanya dipadati pemudik yang menggunakan sepeda motor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) tak selamanya menjadi jalur pilihan pengendara yang hendak menuju Jawa Tengah. Meskipun waktu tempuh kendaraan menuju Jawa Tengah, lebih cepat lewat Cipali, jalur Arteri Pantai Utara (Pantura) tetap menjadi pilihan pemudik. Ada beberapa alasannya.

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Wilayah I Jawa Barat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN IV) Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU Pera) T Yuliansyah mengatakan, alasan pertama adalah kontur jalan Pantura yang datar dan tidak berkelok.

"Mereka memilih jalur pantura karena jalannya relatif datar dan tidak berkelok," kata Yuliansyah di Subang, Jawa Barat, Jumat 24 Juni 2016.

Alasan kedua, lanjut dia, jalur arteri menyediakan lebih banyak tempat singgah dan tempat istirahat, tidak seperti jalan tol, yang jumlah rest area-nya terbatas. Alasan lain adalah masih banyaknya warung 'remang-remang' menarik perhatian pengendara hidung belang.

"Pantura menarik karena bisa beristirahat di sembarang tempat, mungkin juga ada faktor lainnya misalnya banyak warung remang-remang," jelas Yuliansyah.

Pengunjung warung remang-remang biasanya sopir-sopir truk karena mereka beroperasi saat hari mulai gelap. "(Pengunjungnya sopir) truk beban yang berat, biasanya yang volume berat ini melewati Pantura sore dan malam hari."

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya