Liputan6.com, Jakarta - Koleksi lukisan Istana Kepresidenan dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia sepanjang Agustus 2016. Pameran bertajuk '17/71: Goresan Juang Kemerdekaan' ini digelar dalam rangka menyambut HUT ke-71 Republik Indonesia.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, untuk memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap setiap koleksi lukisan Istana, panitia pameran menggelar layanan tur pameran kepada para pengunjung.
Layanan tur diberikan setiap Hari Minggu selama pameran berlangsung dan terbuka bagi masyarakat umum tanpa dikenakan pungutan biaya. Layanan tur akan menyajikan materi yang berbeda-beda tiap minggunya.
"Dalam tur tersebut, nantinya pengunjung akan dibimbing oleh para kurator dengan didampingi oleh satu narasumber ahli seperti sejarawan Peter Carey, jurnalis Aryo Wisanggeni, Kepala Galeri Nasional Tubagus Andre, staf pengajar Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta Citra Smara Dewi, serta kritikus Agus Dermawan T," kata Bey, pada Kamis 4 Agustus 2016.
Tur yang berdurasi sekitar satu setengah jam di setiap sesinya ini akan digelar dalam dua sesi di tiap pelaksanaannya, yakni pada pukul 10.00-11.30 WIB dan 13.30-15.00 WIB. Bagi para peminat layanan tersebut, diharapkan datang tepat waktu dan menaati aturan.
Advertisement
Bey menerangkan, ada sejumlah materi yang akan disajikan di tiap minggunya, yaitu:
1. Minggu Pertama (7 Agustus 2016): Apa dan mengapa Sukarno mengoleksi karya seni?
2. Minggu Kedua (14 Agustus 2016): Kebijakan Istana mengenai koleksi dan pameran karya seni dari waktu ke waktu
3. Minggu Ketiga (21 Agustus 2016): Tema, gaya, dan jenis karya seni yang menjadi koleksi Istana Kepresidenan
4. Minggu Keempat (28 Agustus 2016): Inventarisasi, katalogisasi, konservasi, sosialisasi pameran dan penerbitan buku, dan formalisasi legalitas berupa Undang-Undang.
"Dalam setiap pelaksanaan tur tersebut, pengunjung juga akan dibimbing mengenai buku-buku langka koleksi Presiden Sukarno yang ada di dalam lemari kaca di ruang pamer," Bey menandaskan.