Menko Puan: Perlu Sosialisasi Bersama Cegah Pembakaran Hutan

Menko Puan meminta Satgas Pemburu Api tak hanya memadamkan hutan atau lahan, melainkan juga mensosialisasikan bahaya membakar hutan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 25 Agu 2016, 22:35 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2016, 22:35 WIB
Puan Maharani
Puan Maharani merupakan anak ketiga Megawati atau anak pertama Megawati dari suaminya Taufiq Kiemas

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menilai berkurangnya jumlah kasus kebakaran hutan dan lahan pada 2016 ini tak lepas dari kerja sama bersifat antisipatif yang dilakukan sejumlah pihak.

Terutama Polri, TNI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Termasuk dengan melakukan sosialisasi bahayanya membakar hutan dan membersihkan lahan dengan membakar hutan.

"Saat ini semua pihak yang berkepentingan melakukan tindakan antisipasi terhadap hal-hal yang dilakukan untuk tindakan pencegahan dari kebakaran hutan," kata Puan usai rapat bersama Kapolri, Menteri Lingkungan Hidup, Kepala BMKG di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/8/2016).

Puan menambahkan, saat rapat bersama tadi, Polri melaporkan telah menangkap para pelaku pembakaran hutan. Hal itu juga merupakan satu antisipasi dan mencegah pembakaran hutan sehingga berkurang.

Tak hanya itu, dia juga meminta kepada tim terpadu yang dinamakan Satgas Pemburu Api (SPA) tak hanya bekerja memadamkan hutan atau lahan yang terlanjur terbakar. Melainkan juga mensosialisasikan bahaya membakar hutan ke masyarakat dan pihak perusahaan.

"Tadi Pak Kapolri dan Menteri Kehutanan akan sosialisasi lebih baik pencegahan daripada memadamkan kebakaran hutan. Ini dilakukan secara bergotong royong sosialisasi bahaya bakar hutan dan melakukan pembersihan lahan dengan bakar hutan. Gerakan ini dilakukan bersama kepolisian dan TNI," terang Puan.

Kemudian, dia juga mengingatkan agar sarana dan prasarana dalam penanggulangan karhutla lebih diperhatikan lagi. Termasuk dengan memperhatikan lagi daerah rawan karhutla yang telah ditetapkan pemerintah. Hal tersebut dirasa penting mengingat penangangan Karhutla menjadi prioritas pemerintah.

"Hal ini sudah sesuai dengan instruksi Presiden," tandas Puan.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengklaim terjadi penurunan kasus kebakaran lahan dan hutan di sejumlah daerah pada 2016. Hal itu ia sampaikan usai acara video conference bersama dengan Menko Puan Maharani, Menteri LHK Siti Nurbaya, dan Kepala BMKG Andi Eka Sakya.

"Intinya bahwa terjadi penurunan kebakaran," kata Tito.

Menurut Kapolri, ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya angka kebakaran lahan dan hutan kali ini. Yang pertama adalah meningkatnya jumlah penangkapan tersangka perorangan yang sudah mencapai 489 tersangka. Angka ini, sambung dia, meningkat dari tahun lalu yang berjumlah 300-an

"Ini mungkin salah satu penyebab faktor sehingga mengakibatkan jumlah lahan terbakar menurun sangat signifikan," ucap Tito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya