Ahok Persilakan Sandiaga Uno Bikin Crisis Center di Rawajati

Ahok meyakini tenda-tenda seperti itu akan hilang seiring dengan berjalannya waktu.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 02 Sep 2016, 18:35 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2016, 18:35 WIB
Kondisi Warga Rawajati
Warga Rawajati enggan direlokasi ke rusun Marunda

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tak mau ambil pusing dengan tindakan Sandiaga Uno yang membangun Crisis Center bagi warga Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan yang tergusur.

"Ya bikin aja, bagus gitu," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (2/9/2016).

Ahok menyarankan agar Crisis Center buatan bakal calon gubernur DKI Jakarta itu juga menyediakan makanan bagi warga yang bertahan di tenda darurat Rawajati.

"Kasih makan dong," cetus Ahok.

Ahok menyatakan tenda-tenda darurat yang dibangun di lahan bekas penggusuran Rawajati tidak perlu ditertibkan. Sebab, Ahok meyakini tenda-tenda seperti itu akan hilang seiring dengan berjalannya waktu.

"Nanti juga pelan-pelan hilang. Sama seperti Waduk Pluit juga gitu dulu, Pasar Ikan juga gitu, sekarang di Pasar Ikan masih ada nggak? Yang biayain juga kapok kasih mie, tenda," ucap Ahok.

Petakan Kebutuhan

Sandiaga Uno menjelaskan keberadaan Crisis Center di Rawajati bertujuan memetakan kebutuhan warga yang tergusur, terutama bagi mereka yang kehilangan lapangan pekerjaan.

"Crisis Center itu akan memetakan bidang pekerjaan warga," kata Sandiaga.

Sandiaga mengaku akan berkoordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia maupun Kamar Dagang Indonesia untuk menyalurkan mereka ke tempat kerja baru.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tudingan Politisasi Penggusuran

Sementara itu, Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat pada Kamis 1 September 2016, menuding  anggota DPRD DKI Fraksi Partai Gerindra Syarif dan sejumlah aktivis. Mereka dianggap sebagai pihak yang mempolitisasi kasus penggusuran permukiman warga Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.

Menanggapi hal itu, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penjaringan Cagub DKI Jakarta Partai Gerindra ini beranggapan bahwa politisasi tidaklah salah karena dirinya yang memang benar berstatus sebagai seorang politikus.

"Ya, kita hormati pendapat orang menilai orang dengan sudut yang sempit bahwa (kasus penggusuran Rawajati) sebagai politisasi. Kalau saya balik tanya, 'Emang Syarif siapa kalau bukan politisi?'" jawab Syarif merespons tanggapan Djarot di Gedung DPRD, Gambir, Jakarta Selatan, Jumat 2 September 2016.

Bak tumbuhan, Syarif mengibaratkan permasalahan gusur-menggusur di Ibu Kota sudah merata dan tersebar luas dalam masyarakat. Ia menjelaskan, kasus penggusuran di Jakarta sejak setahun belakangan semakin merajalela.

"Kedua, penggusuran itu sudah sangat masif, tidak sporadis lagi, di mana-mana. Dan terasa banget penggusuran sudah setahun ini masif," Syarif menerangkan. (Winda Prisilia)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya