Ahli Kubu Jessica ‎Kritisi Kesimpulan Toksikolog Polri

Kubu terdakwa Jessica Wongso menghadirkan ahli toksikologi forensik dari Australia dalam sidang ke-23 kasus pembunuhan Mirna Salihin

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 21 Sep 2016, 14:13 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2016, 14:13 WIB
20160907- Dengar Kesaksian Ahli Patologi, Jessica Tersenyum-Jakarta- Helmi Afandi
Jessica Kumala Wongso tersenyum dengan Penasehat hukumnya saat sidang lanjutan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jakarta, Rabu (7/9). Menurut Ahli Patologi Forensik RSCM, sianida ada di lambung setiap orang. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Kubu terdakwa Jessica Kumala Wongso menghadirkan ahli toksikologi forensik dari Monash University, Australia, dalam sidang ke-23 kasus pembunuhan Mirna Salihin. Dia adalah Michael David Robertson.

Dalam kesaksiannya, Robertson mengkritisi kesimpulan ahli toksikologi forensik Mabes Polri Kombes Nur Samran Subandi yang pernah dihadirkan JPU di persidangan yang sama. Hasil rekonstruksi yang dilakukan penyidik tidak bisa dijadikan dasar untuk mengunci fakta Mirna tewas akibat sianida. Sebab, hasil rekonstruksi seperti yang tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) tidak menunjukkan perhitungan yang ilmiah.

"‎Beberapa eksperimen yang yang saya baca, salah satunya memperkirakan berapa banyak volume air dalam satu seruput. Tetapi ini tidak dilakukan dengan banyak orang, dan orang-orang yang berbeda akan menyeruput dengan jumlah berbeda pula," ujar Robertson yang didampingi penerjemah dalam persidangan di PN Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016).

Atas dasar itu, Robertson meragukan eksperimen atau rekonstruksi yang dilakukan Nur Samran terkait jumlah minuman yang diduga mengandung sianida dalam sekali sedot oleh Mirna Salihin.

"Jadi menurut hemat saya, hasil dari eksperimen ini, bersifat spekulatif dan tidak dapat diandalkan. Saya tidak percaya, dapat secara telak dikemukakan, bahwa 20 ml yang dikonsumsi. Bisa saja kurang, bisa tidak," jelas dia.

Robertson juga mempermasalahkan metode rekonstruksi yang dilakukan Nur Samran terkait waktu masuknya racun sianida ke dalam kopi yang diperkirakan antara pukul 16.30 WIB hingga 16.45 WIB berdasarkan rekaman CCTV Kafe Olivier, 6 Januari lalu.

"Tapi dengan berbagai fakta, seperti suhu kopi ketika sianida ditambahkan, apakah kopi tersebut memiliki sodium yang sama atau beda. Akan tetapi sepertinya telah diasumsikan dalam eksperimen tersebut, tidak ada degradasi sodium dan kopi tetap sama dengan sianida diletak dalam kopi," Michael memungkas.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya