Mensos: Korban Banjir Garut dan Longsor Sumedang Minta Direlokasi

Ada sekitar 382 rumah warga Garut yang rusak akibat banjir bandang Sungai Cimanuk.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 23 Sep 2016, 15:55 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2016, 15:55 WIB
Mensos Khofifah Indar Parawansa
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Kediri, Jawa Timur (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Kediri - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, para korban banjir bandang di wilayah Kabupaten Garut dan longsor di Sumedang, Jawa Barat, meminta untuk segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.

"Saya tanya warga terdampak, apakah ingin tetap tinggal di situ atau dipindah ke lokasi yang aman, semua bilang mau lokasi yang aman," kata Mensos Khofifah usai peluncuran E-Warong Kube di Pare, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/9/2016).

Khofifah mengatakan, ada sekitar 382 rumah warga Garut yang rusak akibat banjir bandang Sungai Cimanuk. "Kalau longsor di Sumedang ada empat rumah," kata dia.

Dia menjelaskan, meski di Sumedang hanya empat rumah yang tertimbun, tapi pemerintah setempat juga menyiagakan penghuni 188 rumah warga dan diungsikan. Penanganan di dua lokasi tersebut sama.

Khofifah menyatakan, saat ini pemerintah dari beberapa kementerian tengah berpikir untuk penanganan selanjutnya terhadap korban terdampak bandang Garut dan longsor Sumedang. Opsi paling utama yang akan diambil adalah merelokasi warga ke wilayah aman.

Dan pihaknya telah mengkomunikasikan soal relokasi warga terdampak dengan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. "Opsinya relokasi," kata dia.

Khofifah menegaskan, relokasi ini akan melibatkan pemerintah daerah setempat dan pusat. Pemerintah Daerah Garut dan Sumedang menyiapkan lahannya, Kementerian PU-Pera menyiapkan hunian, sedangkan isi dari rumah dari Kemensos.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya