Liputan6.com, Bogor - Danau Lido, salah satu destinasi wisata di Bogor, Jawa Barat tak pernah sepi wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, di balik keindahan Danau Lido yang menjadi salah satu ikon wisata kebanggaan, oleh warga sekitar danau ini dianggap angker dan menyimpan cerita misteri.
Konon, di danau seluas 1,7 hektare tersebut dipercaya dijaga oleh seekor naga dan buaya putih yang sewaktu-waktu menampakkan diri.
"Warga yang sedang mancing juga pernah melihat daun ukurannya sangat besar tiba-tiba muncul ke permukaan air," ujar Maksudi (60) warga setempat, Senin (26/9/2016).
Advertisement
Tak hanya itu, para pencari ikan juga kerap mengalami kejadian aneh. Air danau yang awalnya tenang, tiba-tiba berombak besar hingga menggulung dan membuat rakit mereka terhempas ke tepi danau yang terletak di Jalan Raya Bogor Sukabumi itu.
"Kejadian yang sering terjadi kalau dapat ikan besar di atas 18 kilogram, pasti langsung sakit atau meninggal. Terakhir dialami warga setempat beberapa bulan lalu, sampai sekarang sakit," ucap Haji Bona, penarik rakit di kawasan wisata Lido.
Sejumlah kelompok anak muda pun mengakui pernah mengalami kejadian misterius di danau tersebut. Saat itu mereka sedang mencari ikan pada malam hari menggunakan rakit. Kemudian mereka melihat dua ikan berukuran besar, yakni ikan patin dan braskap.
Anehnya, meski terlihat jelas namun kedua ikan yang diperkirakan beratnya puluhan kilogram itu selalu melesat saat ditombak.
"Saya bingung, ikan kecil gampang, tapi dua ikan besar itu beberapa kali ditombak meleset terus," ujar Anto warga setempat.
Tak ingin mendapat musibah, mereka akhirnya memutuskan pulang ke rumah masing-masing.
Beberapa tahun ke belakang, di Danau Lido kerap dilangsungkan upacara adat pelalungan kepala kerbau. Upacara ritual dipimpin oleh seorang juru kunci. Namun sejak juru kunci meninggal, kini tradisi itu hilang.
Peninggalan Belanda
Dilansir dari beberapa sumber, kawasan wisata Danau Lido dibangun pada zaman Belanda sekitar tahun 1898, bersamaan dengan pembangunan Jalan Raya Bogor-Sukabumi.
Danau yang diapit Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak ini, dijadikan tempat untuk peristirahatan para petinggi pengawas pembangunan jalan dan pemilik perkebunan.
Sumber mata air danau tersebut berasal dari aliran sungai dan mata air alam yang dibendung.
Konon, tinggi bendungan diperkirakan lebih dari 30 meter itu terbuat dari kaca berukuran tebal yang saat ini sudah tertimbun tanah. Lokasi bendungan tersebut berada di Kampung Tambakan, Desa Wates Jaya, Cigombong.
Kawasan ini dijadikan tempat rekreasi pada tahun 1940, setelah kedatangan Ratu Kerajaan Belanda, Wilhelmina untuk beristirahat di Lido pada tahun yang sama.
Ketika itu, restoran pertama diresmikan sebagai pelengkap fasilitas kawasan wisata dan juga untuk menjamu Sang Ratu, yang saat ini bernama Oranje Lido.