Sempat Dibatalkan, Heli AW 101 Kini Dimiliki TNI AU

TNI AU klaim sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah.

oleh Andrie Harianto diperbarui 27 Des 2016, 10:28 WIB
Diterbitkan 27 Des 2016, 10:28 WIB
Heli AW 101
Maiden Flight Helikopter Agusta Westland AW101 di Yeovil, Inggris (www.rotorblur.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Sempat muncul pro-dan kontra terkait pembelian helikopter Agusta Westland AW101, TNI AU kini resmi memiliki heli pabrikan Inggris tersebut. Tidak tanggung-tanggung, ada delapan unit heli angkut yang dimiliki TNI AU.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya tidak menampik kabar tersebut. Namun Jemi membantah pihaknya telah membeli heli tersebut diam-diam.

"Perlu kami luruskan, tidak mungkin TNI AU membeli tidak ada persetujuan pemerintah," kkata Jemi saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (27/12/2016).

Jemi mengakui bahwa anggaran pembelian heli tersebut sempat mendapatkan bintang. Namun, sejalan dengan waktu, stakeholder terkait mencabut bintang tersebut.

Maiden Flight Helikopter Agusta Westland AW101 di Yeovil, Inggris (www.rotorblur.co.uk)

"Komisi I DPR, Kementerian Keuangan, Bappenas, Kementerian Pertahanan kan sudah mencopot bintang itu, dan ini TNI AU tidak sendiri, ada keikutsertaan stakeholder terkait, tidak bisa berdiri sendiri," Jemi menerangkan.

Pengamatan Liputan6.com dari situs www.rotorblur.co.uk, tampak heli tersebut tengah melakukan maiden flight atau uji coba terbang di sebuah kota di Inggris, Yeovil.

Di ekor heli AW 101 berbadan besar tersebut sudah tampak gambar bendera Merah Putih.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan pembelian helikopter AW 101 bukan dibatalkan.

"Jadi begini, bukan dibatalkan. Jadi Presiden menyatakan untuk menunda karena ada kesannya heli itu mahal harganya dan mewah, tapi dipakainya juga cuma VVIP saja," ucap Gatot di Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat 3 Desember 2016.

Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini, penundaan dikarenakan saat ini keadaan ekonomi Indonesia masih terpuruk. Sehingga, dengan harga yang mahal, menjadi bertolak belakang dengan kondisi saat ini.

"Kondisi ekonomi sekarang, Presiden merasa kok heli mahal begitu. Itu sangat logis," ucap dia.

Namun, pernyataan ini bertolak belakang dengan ungkapan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Waktu itu Pram, sapaan Pramono, memutuskan menolak pembelian helikopter ‎Agusta Westland AW-101.

Penolakan itu lantaran helikopter Super Puma yang saat ini biasa digunakan oleh Jokowi dianggap masih layak terbang dan dapat digunakan untuk keperluan dinas kepresidenan.

"Dengan mempertimbangkan dan mendengar masukan, Presiden memutuskan untuk tidak menyetujui pembelian Helikopter Agusta Westland AW-101‎," ujar Pram, Kamis 3 Desember 2016.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya