Raja Salman Tertarik Wisata Halal di Sumatera Barat

Provinsi Sumatera Barat ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata halal di Indonesia pada 2016.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Mar 2017, 09:35 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2017, 09:35 WIB
Wapres-Jusuf-Kalla-Antar-Raja-Salman-Bertolak-ke-Brunei
Raja Salman bin Abdulaziz al Saud berjalan menuju pesawat untuk bertolak ke Brunei di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (4/3). Raja Salman akan mengunjungi Brunei selama setengah hari untuk kunjungan kenegaraan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Sumatera Barat ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata halal di Indonesia pada 2016. Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud yang tengah berkunjung ke Indonesia pun tertarik dengan wisata halal di Sumatera Barat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya mengatakan, Arab Saudi tertarik dengan pariwisata di Sumatera Barat sebagai destinasi wisata di Indonesia. Ia mengalu telah menerima instruksi dari Wakil Presiden JK agar membuat proposal untuk Sumatera Barat.

"Karena memang mereka (Arab Saudi) sangat tertarik masuk pada sektor pariwisata di daerah itu," kata Arief.

Menurut dia, Sumatera Barat memiliki destinasi unggulan yaitu Kawasan Mandeh yang disebut juga Raja Ampatnya Sumatera.

Ketua Komisi II Bidang Ekonomi DPRD Sumatera Barat, Yuliarman mengatakan pihaknya mendorong pemerintah provinsi itu memanfaatkan ketertarikan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud pada sektor wisata halal di Kawasan Mandeh, Pesisir Selatan untuk berinvestasi.

"Pemerintah provinsi agar lebih aktif berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata agar hal itu dapat terwujud," ujar Yuliarman seperti dilansir Antara, Minggu (5/3/2017).

Menurut dia, peluang untuk dapat investasi bidang pengembangan pariwisata itu cukup besar, karena Sumatera Barat memiliki alam yang indah ditambah dengan budaya yang beragam dan unik.

Ia menyebutkan hal tersebut juga didukung prestasi Sumatera Barat yang memperoleh penghargaan kategori destinasi wisata halal terbaik tingkat dunia dan juga memenangkan kategori wisata kuliner terbaik tingkat dunia.

"Kedua prestasi ini makin menguatkan Sumatera Barat sebagai kawasan yang dibanjiri wisatawan, terutama wisatawan dari negara muslim seperti Malaysia, Timur Tengah dan Arab Saudi sendiri," tambah dia.

Untuk kawasan Mandeh, katanya, bisa dijadikan target kerja sama lintas negara itu karena destinasi yang bagus. Ia pun akan mendorong pemerintah provinsi aktif melobi Kementerian Pariwisata agar Sumatera Barat bisa mendapatkan investasi itu.

"Kesempatan ini harus diambil dan dimanfaatkan oleh Sumbar," ujarnya.

Pada bagian lain, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Oni Yulfian menyebutkan wacana investasi Raja Arab Saudi di Kabupaten Pesisir Selatan murni inisiatif pihak swasta, tanpa melibatkan pemerintah provinsi setempat.

"Kami dapat informasi ada beberapa pengusaha Sumatera Barat yang bertemu dengan utusan Raja Salman. Namun kami tidak tahu siapa dan apa yang dibahas karena tidak dilibatkan," kata Oni.

Kalau nanti arahnya ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, maka pihaknya akan menyambut dan mendukung karena muaranya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kita ancang-ancang siapa yang masuk dalam tim ini. Yang jelas terdiri dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), akademisi, dan Dinas Kesehatan Sumbar," ungkap Oni.

Wisata halal diperoleh Sumatera Barat setelah berhasil memenangi "Kompetisi Pariwisata Halal Nasional" (KPHN) dilaksanakan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Dalam kompetisi itu Sumatera Barat memenangkan empat kategori yakni destinasi wisata halal terbaik, kuliner halal terbaik, biro perjalanan wisata halal terbaik, dan restoran halal terbaik.

Sumatera Barat pun dipilih mewakili Indonesia dalam ajang World Halal Tourism Award tahun itu di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Sejumlah destinasi di Sumatera Barat-pun ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata halal yakni Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Kembar, Ngarai Sianok, Goa Jepang, Pulau Cubadak di Kawasan Mandeh, Lembah Anai, Istano Pagaruyuang, dan Kepulauan Mentawai.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya