Liputan6.com, Bogor - Jembatan Cipamingkis penghubung Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Cianjur ambles Kamis, 13 April. Akibatnya, aktivitas warga terganggu.
Karena tak ingin memutari perbukitan dengan jarak tempuh 15-25 kilometer, warga yang berada di lokasi langsung membuat jembatan darurat yang terbuat dari bambu.
Baca Juga
Solihin, warga setempat mengatakan, jembatan darurat itu menjadi andalan warga saat Jalan Raya Transyogi akses menuju Jonggol-Cariu-Cianjur maupun akses ke Cileungsi terputus akibat salah satu tiang pondasi mengalami erosi. Namun, jembatan darurat sepanjang 20 meter ini hanya bisa dilewati pejalan kaki.
Advertisement
"Pengennya sih bisa dilalui sepeda motor. Yang penting sekarang orang bisa lewat dulu," kata Solihin, Sabtu (15/4/2017).
Menurut Solihin, dua jembatan bambu yang dibangun secara swadaya ini untuk mengakomodasi warga di lima desa, yakni Desa Balekambang, Bendungan, Sukagalih, Weninggalih dan Sirnagalih, Kecamatan Jonggol.
Sebab, warga di lima desa ini mayoritas bekerja sebagai buruh pabrik dan karyawan toko di Gunungputri, Cileungsi, Citeureup, Bekasi dan wilayah lainnya.
Tak hanya itu, jembatan ini juga untuk memudahkan pelajar pergi ke sekolah. Apalagi Senin besok ada pelaksanaan ujian nasional bagi siswa SMP sehingga membutuhkan akses cepat.
"Kalau lewat jalur lain jauh sekali, harus memutar melewati beberapa desa," ungkap Solihin.
Amblesnya jembatan Cipamingkis di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, menyebabkan penyaluran kebutuhan pokok bagi masyarakat Jonggol dan Cariu juga terganggu.
Camat Jonggol, Beben Suhendar mengatakan, warga secara swadaya membangun jembatan darurat karena Pemprov Jabar urung membangun jembatan sementara atau bailey.
"Bentangannya terlalu panjang yaitu mencapai 100 meter. Jadi tidak mungkin dibangun bailey," kata dia.
Meski demikian, Pemrov Jabar berjanji akan segera memperbaiki jembatan Cipamingkis yang ambles itu sehingga aktivitas warga kembali normal. "Tahun ini diperbaiki. Anggarannya sudah ada," terang dia.