Cerita Porter Raup Untung di Musim Mudik

Porter ini mengaku tak pernah memberi patokan harga khusus kepada penumpang yang menyewa jasanya.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 20 Jun 2017, 19:01 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2017, 19:01 WIB
Porter di Stasiun Gambir.
Porter di Stasiun Gambir. (Liputan6.com/M. Radityo P.)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki musim mudik Lebaran, stasiun, terminal, dan bandara dijejali penumpang yang akan mudik ke kampung halaman.

Kepadatan ini bisa saja membuat sebagian orang mengeluh karena harus berjejalan. Namun tidak demikian halnya dengan para porter atau orang yang memberikan jasa mengangkut barang.

Kepadatan calon penumpang justru menjadi berkah tersendiri bagi para porter. Di musim mudik ini, mereka akan mengantongi lebih banyak rupiah daripada hari-hari biasa.

Seorang porter, Sarmin(41), mengakui hal itu. Sarmin, yang sudah menjadi porter selama 12 tahun mengatakan, di musim mudik Lebaran dia bisa mengantongi upah berlipat-lipat jumlahnya ketimbang hari biasa.

"Minimal Rp 200 ribu per hari kalau lagi musim libur begini. Kalau hari biasa sih nggak nentu ya, kadang Rp 50 ribu kadang Rp 100 ribu," katanya saat berbincang di Stasiun Gambir, Jakarta pusat, Selasa (20/6/2017).

Bapak dua anak ini mengaku tak pernah memberi patokan harga khusus kepada penumpang yang menyewa jasanya.

"Ini kan kerja jasa ya mas, kita nggak ada tarif khusus. Paling ya dikasih Rp 20 ribu tapi kadang Rp 10 ribu juga bisa atau Rp 50 ribu juga ada, tergantung yang ngasih saja," dia melanjutkan.

Meski tergabung dalam petugas resmi porter di Stasiun Gambir, pria asal Cirebon ini mengungkap bagaimana sulitnya pekerjaan penyedia jasa ini. Tak jarang, dia harus bekerja hampir 24 jam guna mendapat pemasukan lebih.

"Di sini sistemnya sehari masuk, sehari libur, jadi saat dapat giliran masuk kita para porter harus giat. Kalau duduk-duduk saja, nunggu ya susah dapat (duit). Kita harus aktif nyari dan menawarkan jasa bawain barang-barang penumpang," jelas Sarmin.

Terkait sistem pengelolaan porter, Kepala Stasiun Gambir Rizky Alfrida mengatakan, pihak stasiun yang bertanggung jawab. Meski status mereka pekerja lepas, namun data para porter terekam baik setiap harinya.

"Mereka (porter) pekerja lepas, namun siapa yang masuk setiap harinya kami tahu," kata Rizky kepada Liputan6.com di lokasi. Dia menjelaskan, ada 125 porter setiap harinya yang bekerja dengan shift yang diatur mereka sendiri.

"Setiap hari per-125 orang berganti, selang-seling masuknya. Jadi total Stasiun Gambir memiliki 250 porter," lanjut dia.

Menurut Rizky, para porter itu tidak mendapat upah dari pengelola stasiun, tapi dari para pengguna jasa mereka.

"Kami tidak ada insentif kepada mereka, tapi harga secara umum untuk jasa mereka 15 sampai 20 ribu, itu sudah umum dimana-mana setiap stasiun saya kira sama," ucap Rizky.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya