Polri Ungkap Gaya Baru Terduga Teroris Serang Polisi

Di mata kelompok-kelompok radikal ini, polisi adalah kafir harbi yang wajib diperangi.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 01 Jul 2017, 19:28 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2017, 19:28 WIB
Kadiv Humas Polri
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku terorisme tak lagi menyerang  dengan meledakkan bom atau menembaki sasarannya. Belakangan, aksi penyerangan terduga teroris terhadap polisi hanya menggunakan pisau.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, tren baru aksi terorisme ini tak lepas dari pengaruh salah satu pentolan kelompok radikal ISIS, Bahrun Naim. Dia memerintahkan jaringannya agar menyerang polisi dengan kemampuan yang dimiliki seadanya.

"Itu kan ada imbauan dari Bahrun Naim yang disampaikan. Kalau kamu tidak punya bom, ya seranglah pakai senjata api, kalau tidak punya senjata api, seranglah pakai pisau," ujar Setyo di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (1/7/2017).

"Ini yang meracuni pikiran-pikiran orang-orang itu," sambung dia.

Setyo menyadari, polisi merupakan target utama aksi terorisme di Indonesia. Di mata kelompok-kelompok radikal ini, polisi adalah kafir harbi yang wajib diperangi.

"Kan sudah dibilang, kita dibilang kafir harbi. Yang menghambat mereka," kata dia.

Karena itu, pihaknya mengimbau seluruh jajaran kepolisian terus meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan buddy system. Polisi juga diimbau selalu membekali diri dengan persenjataan.

"Buddy system itu minimal berdua. Dan tetap kita meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan, tak boleh anggap enteng, supaya kita bisa jaga keselamatan diri. Kita juga diharapkan maksimal mengamankan masyarakat," ucap Setyo.

"Masyarakat tidak perlu takut atau resah karena Polri siap mengantisipasi ini," tandas dia.

Sebelumnya, seorang pria tidak dikenal diduga bernama Mulyadi menyerang dua anggota Brimob bernama AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bakhtiar usai salat Isya di Masjid Falatehan, dekat Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Jumat malam 30 Juni 2017 sekitar pukul 19.40 WIB.

Terduga teroris itu tewas ditembak petugas lantaran tidak terlihat akan menyerahkan diri usai melukai kedua anggota Brimob itu. Dalam KTP yang ditemukan, Mulyadi tercatat sebagai mahasiswa dengan alamat Pagaulan, RT 012, RW 005, Kelurahan Suka Resmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat.

 

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya