Garam Mahal, Harga Es Krim Keliling di Wonogiri Naik

Kesulitan ini terjadi akibat harga di pasaran naik empat kali lipat, padahal garam salah satu bahan baku utama untuk pembekuan es krim.

oleh SCTV diperbarui 31 Jul 2017, 13:35 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2017, 13:35 WIB
Tak Ada Garam, Es Krim Keliling di Wonogiri Sulit Beku
Kesulitan ini terjadi akibat harga di pasaran naik empat kali lipat, padahal garam salah satu bahan baku utama untuk pembekuan es krim.

Liputan6.com, Tasikmalaya - Semakin langkanya garam di pasaran sudah mulai terasa di sejumlah daerah. Imbasnya, sejumlah kios penjual ikan asin di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya, Jawa Barat kini mulai tutup. 

Meskipun masih ada kios ikan asin yang buka, dagangannya pun kini mulai sepi pembeli lantaran hargannya naik hingga empat kali lipat.

Kenaikan harga garam juga berdampak langsung pada pembuat es keliling di Desa Keloran, Wonogiri, Jawa Tengah. Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Senin (31/7/2017), kesulitan ini terjadi akibat harga di pasaran naik empat kali lipat, padahal garam salah satu bahan baku utama untuk pembekuan es krim.

Naiknya harga garam, membuat es krim yang dijual ikut naik. Karena jika tidak, pedagang tidak mendapatkan keuntungan. 

Sementara itu, petani garam di Rembang, Jawa Tengah akhirnya memilih untuk panen lebih dini. Selain harga jual yang menggiurkan, mereka khawatir garamnya bisa rusak diguyur hujan. Sebab lahan tambak garam di jalur Pantura, Kaliori beberapa kali diguyur hujan deras dalam sepekan terakhir.

Karena dipanen lebih awal, produksi yang diperoleh petani garam berkurang setengah. Kendati demikian harga garam di tingkat petani mencapai mencapai Rp 4.000 per kilogram. Mereka mengaku tetap mendapat untung dibanding harga garam saat musim kemarau, yakni Rp 700 ribu per kilogram.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya