Kontra Radikalisme, Polda NTT Awasi Pendatang dari NTB

Menurut Agung, berdasarkan penemuan di lapangan, banyak penyebar paham radikal berasal dari NTB.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 22 Agu 2017, 06:35 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 06:35 WIB
Radikalisme-Terorisme
Aksi 'Jaga Jakarta' yang didominasi oleh kaum muda ini mengajak warga Jakarta untuk bersama-sama menolak radikalisme dan terorisme, Jakarta, Minggu (23/11/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, NTT - Polisi memperketat wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mencegah penyebaran paham radikal. Di antaranya dengan memantau pendatang dari Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Ada beberapa tempat yang kami anggap rawan, seperti di Manggarai Barat dan Labuan Bajo. Karena berbatasan dengan NTB," ujar Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Pol Agung Sabar Santoso di kantornya, Senin, 21 Agustus 2017.

Menurut Agung, berdasarkan penemuan di lapangan, banyak penyebar paham radikal berasal dari NTB.

"Berdasarkan pengalaman, di mana banyak juga pelaku-pelaku ekstrem, keluaraga teroris yang berasal dari daerah tersebut, dan memang ada pulau-pulau yang cukup jauh yang perlu kita lakukan pemantauan," kata dia.

Di wilayah NTT sendiri, kata Agung, pihaknya mengawasi beberapa daerah yang dianggap rawan disusupi penyebar radikalisme.

"Juga ada daerah di Alor, Ende, kita lakukan pengamatan khusus. Jadi anggota yang di sana juga kita kasih pembekalan, kita minta narsum dari BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) maupun dari Densus, untuk memberikan masukan tentang info terkini terkait keluarga teroris," papar dia.

Agung juga mengimbau jajarannya untuk lebih dekat dengan para tokoh agama dan masyarakat sekitar. Termasuk, terus memantau rumah-rumah ibadah di NTT.

"Untuk di rumah-rumah ibadah kita kerja sama dengan Pemda, teman-teman TNI, tokoh masyarakat, tokoh agama untuk kita bisa tahu siapa yang datang ke rumah ibadah. Apalagi kalau sampai mereka melakukan kegiatan yang mengarah ke intoleransi dan semacamnya," Agung menandaskan.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya