Liputan6.com, Jakarta - Normalisasi Sungai Ciliwung yang bertujuan untuk mengantisipasi banjir belum juga rampung. Padahal, saat ini mulai masuk musim penghujan.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebut, normalisasi Sungai Ciliwung bisa rampung lima tahun ke depan.
Baca Juga
"Itu mah belum rampung, lima tahun saya pikir tidak akan rampung juga. Setidaknya membutuhkan waktu 10 tahun dan harus konsisten," ujar Djarot di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/10/2017).
Advertisement
Pengerjaan normalisasi Sungai Ciliwung ini dilakukan melalui kontrak tahun jamak atau multiyears sejak 2013 hingga 2016. Namun, karena terkendala pembebasan lahan, pengerjaan itu diperpanjang hingga akhir 2017.
Menurut dia, pembebasan lahan di bantaran Sungai Ciliwung memang menjadi salah satu kendala besar dalam pekerjaan tersebut. Dia menilai, normalisasi sulit dilakukan karena masih ada masyarakat yang mendirikan bangunan di bantaran Sungai Ciliwung.
"Memang belum rampung karena masih banyak yang mengokupasi bantaran-bantaran sungai," tandas Djarot.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Perpanjangan
Sebelumnya, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan, pekerjaan normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 19 kilometer masih menghadapi kendala pembebasan lahan.
Kepala BBWSCC, T Iskandar mengatakan, normalisasi Kali Ciliwung yang seharusnya berlangsung 2013-2016 diperpanjang satu tahun untuk paket 1 dan 2. Normalisasi ini menggunakan dana dari APBN sebesar Rp 1,18 triliun.
"Kendala pekerjaan normalisasi Kali Ciliwung belum dapat diselesaikan karena belum bebasnya semua lahan yang dibutuhkan untuk normalisasi kali yang terdiri atas pemancangan sheet pile, pembangunan jalan inspeksi dan pengerukan sungai," kata Iskandar.
Proyek normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 19 km ini dibagi dalam empat paket, meliputi Paket 1 sepanjang 4,4 km dimulai dari Pintu Air Manggarai sampai Jembatan Kampung Melayu.
Advertisement