Liputan6.com, Jakarta - Antusiasme warga yang besar membuat antrean pembuatan e-KTP di Anjungan Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) panjang dan membludak.
Menjelang sore hari, bahkan sempat terjadi kerusuhan lantaran aksi saling dorong mengejar waktu pengumpulan berkas yang akan tutup pada 16.00 WIB.
Baca Juga
Pantauan Liputan6.com, Jumat (20/10/2017), polisi yang berjaga tampak mencoba menenangkan massa. Sementara panitia mencoba melepaskan diri dari desakan.
Advertisement
Hasilnya, warga hanya memasukkan secara asal berkas e-KTP mereka ke dalam kardus yang disediakan.
"Ini mereka rebutan. Tadi itu rapet banget (antriannya)," ujar Kapolsek Cipayung Kompol Aswin di lokasi.
Nomor antrean sendiri memang sudah habis. Padahal panitia menyediakan hingga mencapai 2000 nomor antiran. "Tadi juga mereka hujan tetap ngantre," jelas Aswin.
Salah satu warga RA (23) mengaku kesal dengan pelayanan yang disediakan. Panitia seakan lepas tangan sehingga peristiwa itu terjadi.
"Saya dari jam 09.00 WIB ngantre. Akhirnya sampe jam 15.00 WIB ini nggak ngumpulin. Udah kesal banget bisa sampai kejadian begitu. Capek hujan-hujanan. Panitianya tadinya banyak lama-lama ngilang satu-satu di stand," ujar RA.
Anak Pingsan
Dia menyebut bahkan ada anak dari pengantre e-KTP yang pingsan lantaran tak kuat berdiri menunggu antrian bersama ibunya.
"Saya mau ganti alamat. Dari Padang mau ganti jadi Jakarta. Malah begini," beber dia.
Warga Buaran, Jakarta Timur, itu berharap pelayanan selanjutnya tidak sampai seperti ini.
Panitia mesti lebih siap menghadapi lonjakan warga yang kepalang tanggung mengetahui informasi pembuatan e-KTP instan yang menyebar secara masif itu melalui media sosial.
"Bagaimana mengambilnya kalau sudah dikumpulin? Nggak ada tanda buktinya kan. Karcisnya habis. Kita diminta tulis nomor telepon saja di berkasnya. Trus berkas juga tumpuk-tumpuk aja gitu," keluh RA.Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Â
Â
Tempatkan Personel Terbaik
Â
Sekretaris Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri I Gede Surata mengatakan, panitia yang ada di lokasi sudah dipilih secara khusus dan merupakan petugas yang paling cepat kerjanya.
Namun tetap saja banyaknya warga yang datang mengalahkan estimasi waktu mereka bekerja.
"Itu anak-anak yang bertugas itu yang punya kecepatan di atas rata-rata. Tapi hitungan matematiknya nggak kena. Ya karena orang baik itu," kata Surata.
Maksud dari orang baik yang disebut Surata adalah mereka yang menyebarkan berita bahwa e-KTP akan jadi dalam sehari. Sebab itu warga yang termakan isu itu rela datang langsung ke TMII membeludak.
Meski begitu, dia tidak menyalahkan mereka yang datang dan antusias dengan kabar tersebut.
Pihaknya memilih untuk tetap melayani bahkan tidak tidur agar dokumen masyarakat yang dikumpulkan tidak hilang dan disusun rapi hingga e-KTP mereka selesai diterbitkan.
"Ini terobosan. Lebih baik kita yang agak susah. kita agak susah memang mencari malem ini. Kita cari malem ini berdasarkan data seadanya. Biar saja karena kita punya database. Jadi bisa cepat," Surata menandaskan.
Advertisement